IHSG lalu bursa regional Asia cenderung menguat dalam berada dalam fokus pelaku pangsa menanti prospek kebijakan suku bunga acuan The Fed kemudian juga Bank of England (BoE)
Jakarta – Skala Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Nusantara (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat ke sedang pelaku pangsa bersikap ‘wait and see’ terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG ditutup menguat 13,89 poin atau 0,19 persen ke tempat 7.255,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,95 poin atau 0,32 persen ke sikap 913,71.
“IHSG serta bursa regional Asia cenderung menguat di dalam sedang fokus pelaku pangsa mengantisipasi prospek kebijakan suku bunga acuan The Fed kemudian juga Bank of England (BoE)," sebut Tim Penelitian Pilarmas Investindo Sekuritas di kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari Eropa, tampaknya penguatan didukung oleh data Eurozone Gross Domestic Product (GDP) kuartal 2024 yang dimaksud naik dari sebelumnya 0,5 persen year on year (yoy) berubah menjadi 0,6 persen (yoy), dan juga optimisme pelaku bursa terhadap kebijakan pemerintahan China di memacu pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, pemimpin China berjanji untuk meningkatkan langkah-langkah dukungan kegiatan ekonomi serta menstabilkan kepercayaan pangsa pada penghadapan Politbiro.
Hal yang dimaksud dilatarbelakangi oleh aktivitas bidang usaha yang mana lemah di dalam China, data menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur dalam China terkontraksi pada Juli 2024, sementara pertumbuhan sektor jasa melambat ke sikap terendah selama delapan bulan.
Dari pada negeri, S&P Global Ratings mempertahankan peringkat Indonesia pada level pembangunan ekonomi BBB dengan prospek stabil, tentunya ini memberikan dukungan bagaimana tingkat kepercayaan penanam modal terhadap ekonomi di negeri.
Hal yang dimaksud memberikan deskripsi bagaimana prospek ketahanan sektor ekonomi pada negeri yang solid kemudian juga pengelolaan utang pemerintah yang tersebut terjaga.
Namun demikian, S&P juga memberikan catatan terhadap kebijakan pemerintah selanjutnya terkait dengan realisasi janji kampanye ketika pemilihan presiden.
Team transisi presiden terpilih meyakinkan bursa bahwa mereka itu akan mematuhi batas defisit legal sebesar 3 persen dari komoditas domestik bruto (PDB) juga mempertahankan status quo pada rasio utang terhadap PDB.
Dibuka menguat, IHSG betah di dalam teritori positif sampai penutupan pembukaan pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah dalam zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Angka Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat dipimpin oleh sektor bidang yang digunakan naik sebesar 1,30 persen, dihadiri oleh oleh sektor keseimbangan serta sektor properti yang mana tiap-tiap naik sebesar 0,63 persen dan juga 0,62 persen.
Sedangkan, empat sektor turun yaitu sektor teknologi turun paling di minus 1,23 persen, dihadiri oleh oleh sektor barang konsumen primer lalu sektor energi yang mana tiap-tiap turun sebesar 0,32 persen kemudian 0,09 persen.
Saham-saham yang digunakan mengalami penguatan terbesar yaitu HELI, ISEA, WIFI, ITMA kemudian TSPC. Sedangkan saham-saham yang dimaksud mengalami pelemahan terbesar yakni FWCT, WIIM, TBLA, MBTO lalu SBMA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 919.203 kali kegiatan dengan total saham yang digunakan diperdagangkan banyaknya 22,32 miliar lembar saham senilai Rp12,85 triliun. Sebanyak 311 saham naik 282 saham menurun, lalu 203 tiada berpindah nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 575,90 poin atau 1,49 persen ke 39,101,80, indeks Hang Seng menguat 341,68 poin atau 2,01 persen ke 17.344,59, indeks Shanghai menguat 59,44 poin atau 2,06 persen ke 2.938,75, serta indeks Strait Times menguat 20,72 poin atau 0,60 persen ke 3.462,50.
Artikel ini disadur dari IHSG ditutup menguat di tengah ‘wait and see’ kebijakan The Fed