Ibukota Indonesia – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Tanah Air (BEI) pada Awal Minggu sore ditutup melemah terdampak oleh sentimen kebijakan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) di dalam bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
IHSG ditutup turun 94,44 poin atau 1,40 persen ke kedudukan 6.648,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 melemah 11,62 poin atau 1,48 persen ke kedudukan 773,26.
“Kebijakan tarif oleh pemerintah Negeri Paman Sam diprediksi masih akan berlanjut, sehingga akan memberikan dampak pada negara emerging market, salah satunya dunia usaha Indonesi oleh sebab itu akan tersandera dengan tingkat suku juga lebih lanjut membutuhkan sejumlah untuk pemangkasan suku bunga acuannya,” kata Tim Penelitian Pilarmas Investindo Sekuritas pada kajiannya pada Jakarta, Senin.
Dengan demikian, bursa menunggu langkah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) selanjutnya di mengantisipasi kemungkinan dampak peperangan dagang yang disebutkan terhadap meningkatnya inflasi.
Inflasi yang mana meningkat dapat menyulitkan bank sentral Negeri Paman Sam atau The Fed menurunkan suku bunga acuannya, yang mana juga akan berdampak pada suku bunga emerging market, sehingga hal ini memiliki kemungkinan memulai nilai dolar Negeri Paman Sam menguat lalu muncul capital foreign outflow.
Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk menyampaikan kesaksian setengah tahunannya di hadapan kongres, sebab pejabat bank sentral memberi sinyal bahwa merekan tidak ada terburu-buru untuk melonggarkan kebijakan lebih besar lanjut.
Pasar saham Asia cenderung melakukan aksi variatif. Pasar tampaknya berjuang untuk mendapatkan arah sebab kegelisahan tentang peluang konflik dagang global meningkat menyusul ancaman tarif baru.
Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump mengumumkan tarif menyeluruh sebesar 25 persen untuk semua impor baja lalu aluminium, yang berlaku mulai hari ini. Trump juga mengungkapkan bahwa tarif tambahan akan disampaikan pada Selasa (11/2) atau Rabu (12/2).
Peringatan tarif terbaru itu mengakibatkan kegelisahan tentang inflasi, yang digunakan dapat membatasi kemungkinan penurunan suku bunga.
Dibuka melemah, IHSG betah ke teritori negatif hingga penutupan pertemuan pertama perdagangan saham. Pada pertemuan kedua IHSG masih betah pada zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Angka Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat dengan sektor barang baku naik sebesar 0,36 persen, dihadiri oleh oleh sektor kebugaran dan juga teknologi yang tersebut naik setiap sebesar 0,21 persen juga 0,14 persen.
Sementara itu, tujuh sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling di minus sebesar 2,91 persen, disertai oleh sektor energi serta sektor keuangan yang mana setiap-tiap turun sebesar 2,48 persen lalu 1,66 persen.
Adapun saham-saham yang dimaksud mengalami penguatan terbesar yaitu INDX, SHIP, LION, FMII lalu KONI. Sedangkan saham-saham yang mana mengalami pelemahan terbesar yakni MMIX, CUAN, SONA, MTFN, kemudian AIMS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat berjumlah 1.294.000 kali operasi dengan jumlah keseluruhan saham yang dimaksud diperdagangkan sebanyak-banyaknya 17,11 miliar lembar saham senilai Rp11,53 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 427 saham menurun, juga 322 saham tiada bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Ukuran Nikkei menguat 14,15 poin atau 0,04 persen ke 38.801,17, indeks Shanghai meningkat 18,50 poin atau 0,56 persen ke 3.322,17, indeks Kuala Lumpur melemah 0,96 persen atau 0,06 poin ke tempat 1,589,95, indeks Straits Times menguat 13,71 poin atau 0,36 persen ke 3.875,13.
Artikel ini disadur dari IHSG ditutup melemah terdampak sentimen kebijakan tarif AS