Berita  

IHSG ditutup melemah pada berada dalam ‘wait and see’ data kenaikan harga Negeri Paman Sam

IHSG ditutup melemah pada berada di ‘wait and see’ data kenaikan biaya Negeri Paman Sam

DKI Jakarta –

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah di dalam sedang pelaku lingkungan ekonomi bersikap "wait and see" terhadap rilis data naiknya harga Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup melemah 13,32 poin atau 0,18 persen ke tempat 7.308,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,93 poin atau 0,22 persen ke tempat 886,45.

“Bursa regional Asia cenderung melemah, tampaknya di dalam pengaruhi dari sikap pelaku bursa yang mengharapkan rilis data kenaikan harga Amerika Serikat (AS)" sebut Tim Studi Pilarmas Investindo Sekuritas di kajiannya dalam Jakarta, Rabu.

Informasi kenaikan harga Negeri Paman Sam akan berubah menjadi ukuran kebijakan bagi bank sentral Negeri Paman Sam The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuannya.

Selain itu, pelaku bursa menanti arah kebijakan The Fed selanjutnya dalam ketika kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang dimaksud diprediksi akan mengupayakan kenaikan harga, yang tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak kemungkinan inflasi, yang tersebut akan berpengaruh terhadap ruang The Fed di melakukan pemangkasan suku bunga acuannya.

Selanjutnya. pangsa menafsirkan kebijakan Trump meningkatkan kegelisahan apabila blok Eropa membayar nilai tukar mahal akibat tak membeli cukup banyak ekspor dari Amerika Serikat dan juga ancaman China dengan tarif menyeluruh sebesar 60 persen.

Kemudian, rencana Negeri Paman Sam akan agresif ke China, seiring dengan Presiden terpilih Negeri Paman Sam pada kabinetnya nanti akan menunjukkan penduduk yang dimaksud agresif terhadap China di bawah pemerintahan Donald Trump yang tersebut baru, yang mana berpotensi mengambil tindakan keras terhadap perdagangan serta tarif terhadap China.

Sehingga, hal itu menimbulkan pelaku bursa melindungi sikap untuk masuk berinvestasi pada aset keuangan yang digunakan berisiko.

Dibuka menguat, IHSG betah di dalam teritori positif sampai penutupan pertemuan pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG menggerakkan ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Angka Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang tersebut menguat 2,01 persen, disertai oleh sektor barang konsumen non primer lalu sektor keuangan yang naik masing- masing sebesar 0,41 persen juga sebesar 0,27 persen.

Sedangkan, delapan sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer sebesar 1,58 persen, dihadiri oleh oleh sektor properti kemudian sektor infrastruktur yang digunakan turun masing- masing sebesar 1,29 persen lalu 0,5 persen.

Saham-saham yang tersebut mengalami penguatan terbesar yaitu NAIK, TOSK, FORU, CCSI serta MLPT. Sedangkan saham-saham yang mana mengalami pelemahan terbesar yakni DSNG, BDKR, SPRE, LSIP, juga BRMS.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.346.203 kali proses dengan jumlah keseluruhan saham yang tersebut diperdagangkan sejumlah 38,42 miliar lembar saham senilai Rp11,63 triliun. Sebanyak 293 saham naik 298 saham menurun, juga 200 tiada berpindah nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 654,40 poin atau 1,66 persen ke tempat 38.721,69, indeks Hang Seng melemah 23,43 poin atau 0,12 persen ke 19.823,44, indeks Shanghai melemah 17,31 poin atau 0,51 persen ke 3.439,28, juga indeks Straits Times melemah 8,86 poin atau 0,24 persen ke 3.720,34.

Artikel ini disadur dari IHSG ditutup melemah di tengah ‘wait and see’ data inflasi AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *