DKI Jakarta – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Tanah Air (BEI) pada Mulai Pekan sore ditutup melemah dalam berada dalam penguatan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 67,28 poin atau 0,95 persen ke sikap 7.046,99. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 12,97 poin atau 1,51 persen ke kedudukan 843,81.
“Bursa Asia menggerakkan di jalur menguat, seiring sikap pelaku lingkungan ekonomi yang merespon jalur ekspansi sektor manufaktur China," sebut Tim Penelitian Pilarmas Investindo Sekuritas di kajiannya dalam Jakarta, Senin.
Pelaku bursa menanggapi nomor PMI manufaktur China untuk November 2024, di mana data survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas pabrik meningkat paling lebih tinggi di lima bulan dalam berada dalam produksi yang dimaksud kuat kemudian pesanan baru yang digunakan menunjukkan sektor manufaktur naik untuk bulan kedua pasca stimulus pemerintah China sejak akhir September 2024.
Di sisi lain, pelaku bursa juga memiliki harapan PBoC dapat meningkatkan pelonggaran moneternya, salah satunya memangkas suku bunga acuannya lebih lanjut lanjut serta menyuntikkan lebih besar sejumlah stimulus ke pasar, untuk menggalang perekonomian China lalu memenuhi target perkembangan 2024 sekitar 5 persen.
Dari pada negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pemuaian dalam pada negeri pada November 2024 secara bulanan mencapai 0,30 persen, kenaikan harga tahunan tercatat sebesar 1,55 persen juga inti naiknya harga secara tahunan sebesar 2,26 persen lebih banyak membesar dari konsensus bursa yaitu sebesar 2,20 persen.
Meskipun naiknya harga tetap terkendali pada sasaran target Bank Nusantara (BI) yaitu 2,5 plus minus 1 persen pada 2024, namun bursa berharap kebijakan moneter yang diwujudkan oleh BI merupakan sebuah mitigasi dari volatilitas nilai rupiah sehingga ini diharapkan menahan terjadinya aliran modal asing capital outflow dari lingkungan ekonomi keuangan pada negeri.
Di sisi lain, lingkungan ekonomi was-was tekanan kenaikan harga dapat membatasi ruang gerak BI di mempertahankan kebijakan moneter yang dimaksud tambahan akomodatif demi mempertahankan ketahanan perekonomian di negeri dari tekanan eksternal.
Dibuka menguat, IHSG melakukan aksi ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Angka Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat dengan sektor energi paling besar yaitu 0,39 persen, dihadiri oleh oleh sektor teknologi naik sebesar 0,25 persen.
Sedangkan, sembilan sektor terkoreksi dimana sektor barang konsumen non primer turun paling di yaitu minus 2,65 persen, disertai oleh sektor keuangan kemudian sektor keseimbangan yang masing-masing minus sebesar 1,43 persen serta minus 1,30 persen.
Adapun saham-saham yang digunakan mengalami penguatan terbesar yaitu DKFT, SKLT, GPSO, DMMX, lalu BKSW. Sedangkan saham-saham yang dimaksud mengalami pelemahan terbesar yakni BDKR, TNCA, MPOW, PYFA lalu JTPE.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sejumlah 1.439.000 kali operasi dengan jumlah total saham yang digunakan diperdagangkan 18,40 miliar lembar saham senilai Rp10,66 triliun. Sebanyak 238 saham naik, 392 saham menurun, lalu 315 tiada melakukan aksi nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Ukuran Nikkei menguat 304,99 poin atau 0,80 persen ke 38.513,02, indeks Shanghai menguat 37,52 poin atau 1,13 persen ke 3.363,98, indeks Kuala Lumpur menguat 1,19 poin atau 0,07 persen ke 1.595,48, indeks Shanghai menguat 12,06 poin atau 0,32 persen ke 3.751,35.
Artikel ini disadur dari IHSG ditutup melemah di tengah penguatan bursa kawasan Asia