Berita  

IHSG Dibuka Kelabu, Bakal Sad Weekend?

IHSG Dibuka Kelabu, Bakal Sad Weekend?

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung melemah pada perdagangan pertemuan I Hari Jumat (6/12/2024), jelang rilis data ekonomi dari di kemudian luar negeri pada hari ini.

Pada pengaktifan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,25% ke tempat 7.294,83. Selang lima menit pasca pertemuan I dibuka, koreksi IHSG cenderung terpangkas yakni turun tipis 0,07% ke 7.308,21.

Nilai kegiatan indeks pada awal sesi I hari ini telah mencapai sekitar Rupiah 640 miliar dengan jumlah operasi mencapai 795 jt lembar saham dan juga telah ditransaksikan berjumlah 65.596 kali.

Pergerakan IHSG di dalam akhir pekan ini diprediksi melakukan aksi lebih lanjut volatil, lantaran masih terdapat data dunia usaha Indonesi lalu Amerika Serikat (AS) yang mana akan rilis pada hari ini hingga sentimen rencana kenaikan Pajak Pertambahan Angka PPN 12% yang mana batal ke tunda.

Kenaikan PPN tak ditunda lagi. pemerintahan akhirnya menyetujui kenaikan PPN berubah jadi 12% pada tahun depan, akan tetapi dikhususkan untuk barang mewah.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan aturan PPN itu akan dibahas serta finalisasi di perjumpaan pekan depan. Namun ia menyampaikan tiada semua barang akan dikenakan PPN 12%, walau belum mau terang-terangan bahwa belaka barang mewah yang digunakan dikenakan PPN 12% seperti yang tersebut disampaikan Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun.

Sementara itu untuk barang lainnya masih akan dikenakan pajak 11%. Barang-barang pokok serta berkaitan dengan pelayanan yang dimaksud dengan segera menyentuh terhadap komunitas masih masih akan diperlakukan pajak yang dimaksud sekarang yaitu 11%.

Barang mewah yang mana akan dikenakan PPN 12% yakni seperti mobil, apartemen serta rumah mewah.

“Mobil mewah, apartemen mewah, rumah mewah, yang semuanya serba mewah,” ungkap Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco pada konferensi pers pada Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Selain itu, pada hari ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Cadangan Devisa Tanah Air periode November 2024.

Sebelumnya, BI melaporkan kedudukan cadangan devisa Nusantara pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$ 151,2 miliar. Realisasi yang dimaksud meningkat US$ 1,3 miliar dari sebelumnya US$ 149,9 miliar.

Kenaikan tempat cadangan devisa yang disebutkan antara lain bersumber dari penerimaan pajak juga jasa dan juga pengunduran pinjaman luar negeri pemerintah.

Data yang dimaksud menunjukkan, cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor juga pembayaran utang luar negeri pemerintah, juga berada di dalam berhadapan dengan standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI mengkaji cadangan devisa yang disebutkan mampu menggalang ketahanan sektor eksternal juga mempertahankan stabilitas makroekonomi juga sistem keuangan.

Dari global, tepatnya di dalam AS, beberapa data sektor ekonomi juga akan dirilis hari ini, seperti data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) kemudian tingkat pengangguran periode November 2024.

Pada periode sebelumnya, sektor ekonomi Amerika Serikat menambah 12 ribu pekerjaan pada Oktober 2024, berjauhan pada bawah 223 ribu yang digunakan direvisi turun pada September serta perkiraan 113 ribu.

Angka ini adalah peningkatan pekerjaan terendah sejak Desember 2020 di mana 243 ribu pekerjaan hilang, dikarenakan dampak pemogokan di dalam Boeing.

Sementara itu, tingkat pengangguran ke Negeri Paman Sam berada pada nomor 4,1% pada bulan Oktober 2024, tidak ada berubah dari level terendah pada tiga bulan pada bulan sebelumnya, serta sejalan dengan ekspektasi pasar.

Jumlah pengangguran secara umum bukan berubah dalam hitungan 7 juta. Di antara mereka yang dimaksud tak memiliki pekerjaan, merek yang dimaksud kehilangan pekerjaan permanen naik sedikit bermetamorfosis menjadi 1,8 juta, sementara PHK sementara cuma sedikit berubah di bilangan bulat 846 ribu.

Pada gilirannya, pengangguran jangka panjang hanya saja sedikit berubah dari bulan sebelumnya dalam bilangan 1,6 juta. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja turun 0,1 poin persentase berubah menjadi 62,6%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Artikel ini disadur dari IHSG Dibuka Kelabu, Bakal Sad Weekend?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *