Berita  

IHSG Bangkit, Bagian lalu Saham Hal ini Jadi Penopang

IHSG Bangkit, Bagian tak lama kemudian Saham Hal ini Jadi Penopang

Jakarta – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona hijau pada perdagangan pertemuan I hari terakhir pekan (20/12/2024), setelahnya sempat melakukan pergerakan cukup volatil pada sesi I hari ini.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menguat 0,26% ke sikap 6.995,16. Sejatinya, IHSG sempat pulih ke level psikologis 7.000 ke awal pertemuan I. Namun selang satu jam setelahnya membuka pasar, IHSG juga sempat melemah.

Pada akhir sesi I hari ini, IHSG masih belum mampu untuk kembali ke level psikologis 7.000 kemudian masih cenderung bertahan di dalam level 6.900-an.

Nilai proses indeks pada pembukaan I hari ini telah mencapai sekitar Rupiah 4,8 triliun dengan besar proses mencapai 8,4 miliar lembar saham kemudian sudah ada ditransaksikan banyaknya 562.241 kali. Sebanyak 286 saham menguat, 253 saham melemah, lalu 224 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor properti berubah jadi penopang terbesar IHSG pada pembukaan I hari ini yakni mencapai 0,45%. Sedangkan sektor sektor berubah menjadi penekan terbesar IHSG mencapai 0,64%.

Sementara dari sisi saham, emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bermetamorfosis menjadi penopang terbesar IHSG di dalam pertemuan I hari ini yakni mencapai 10,7 indeks poin.

Berikut ini saham-saham penopang IHSG dalam pembukaan I hari ini.

Tampaknya penanam modal sudah ada mulai kembali melirik lingkungan ekonomi saham RI walau secara garis besar masih wait and see sembari menimbang dampak dari dipangkasnya kembali suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi dalam balik pemangkasan, bank sentral Amerika Serikat yang disebutkan mengisyaratkan akan lebih banyak hati-hati.

The Fed pada pernyataan terbarunya menyebutkan bahwa pemangkasan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada 2025 kemungkinan hanya sekali akan muncul dua kali, lebih banyak rendah dari proyeksi September yang mana mencapai 100 basis poin (bps).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mana menegaskan perlunya kehati-hatian pada penyesuaian kebijakan moneter.

Di lain sisi, beberapa analis mengemukakan bahwa IHSG juga masih pada fase bearish.

Senior Ekonom BCA,Barra Kukuh Mamia menjelaskan salah satu factor IHSG yang tersebut longsor adalah hasil dari pertandingan The Fed yang mana dinilai hawkish.

Sepertinya memang sebenarnya hasil FOMC kemarin, sekalipun cut, dinilai hawkish ya.Jadi bursa posturnya sangat risk-off, cari aman, beli Simbol Dolar serta yields naik,” ungkap Kukuh terhadap CNBCIndonesia , Kamis (19/12/2024).

Kukuh juga mengungkapkan IHSG pada akhir tahun kelihatannya tidak ada akan berbeda berjauhan dari kedudukan pada waktu ini.

Sementara Head of Equity Trading Mitra Andalan Sekuritas (Mitra Pemasaran Mandiri Sekuritas) Arwendy Rinaldi Moechtar mengungkapkan IHSG akan berat untuk mencapai level 7.500 lebih besar pada akhir tahun.

“Kemungkinan gagal ke area 7500 – 8000. Kalo saya meninjau kemungkinan IHSG akan pada uji area support ke 7000. kalo pun naik dengan hari kegiatan sudah ada sedikit kemungkinan 7.500,” ungkap Arwendy terhadap CNBC Indonesia, Kamis (19/12/2024).

“(IHSG) 7.500 pun kelihatannya berat,” pungkas Arwendy,

Arwendy mengkaji bursa saham Tanah Air diliputi oleh pesimisme penanam modal yang terlihat dari derasnya dana asing yang keluar.

“Asingflow outdananya. Kebijakan pemerintah kaya pajak dan juga lainnya semakin memberatkan kondisi,” ungkap Arwendy.

Analis Senior Investment Information Mirae Nafan Aji Gusta mengutarakan IHSG mampu mencapai ke 7.500-an sebagai level resisten dengansupport6.895 hingga 6.655.

“Bila IHSG break below6.895, maka terdapat perkiraanwave C supportyakni pada 6.655. Otherwhise, IHSG dapat kembali kemajor resistancebaik pada 7325 hingga 7531 bila sentimen positif kembalistrong,”ungkap Nafan terhadap CNBCIndonesia, Kamis (19/12/2024).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah komoditas jurnalistik sebagai pandangan CNBC Tanah Air Research. Analisis ini tidaklah bertujuan mengundang pembaca untuk membeli, menahan, atau mengedarkan item atau sektor pembangunan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari kebijakan tersebut.

Next Article IHSG Berbalik Cerah, 5 Saham Big Cap Hal ini Jadi Penopang Sesi I

Artikel ini disadur dari IHSG Bangkit, Sektor dan Saham Ini Jadi Penopang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *