Jakarta – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk pada akhir perdagangan Selasa (17/12/2024). Hal ini seiring dengan rencana pemerintah tetap menaikkan Pajak Pertambahan Skor (PPN) bermetamorfosis menjadi 12%.
IHSG ditutup ambruk 1,39% ke sikap 7.157,73 lalu merosot ke level psikologis 7.100. Skor proses indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp11 triliun dengan melibatkan 18 miliar saham yang berpindah tangan banyaknya 1,1 jt kali. Sebanyak 157 saham naik, 441 saham turun, dan juga 188 saham stagnan.
Tercatat seluruh sektor berada pada zona merah, dengan bidang berubah menjadi yang digunakan paling parah juga turut menjadi penekan IHSG terbesar yakni mencapai 2,32%. Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa kembali berubah menjadi penekan utama IHSG pada pembukaan I hari ini.
Sementara itu, IHSG kembali merana ke sedang sikap penanam modal yang mana masih mencerna pengumuman terkait kenaikan PPN berubah jadi 12% juga rencana pemberian insentif oleh pemerintah untuk komunitas yang tersebut tambahan membutuhkan.
Sebelumnya, Pemerintah akan meninggikan tarif PPN berubah menjadi 12% per 1 Januari 2025. Namun, tidaklah semua barang akan terkena kenaikan tarif. pemerintahan juga memberikan banyak insentif paket kebijakan perekonomian untuk menyokong daya beli.
Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan barang keperluan pokok tetap dibebaskan PPN atau tarif 0%, termasuk beras. Begitu pula jasa lembaga pendidikan juga kesehatan.
Rincian mengenai jenis barang keperluan pokok dan juga barang penting (Bapokting) diatur pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020 (Perubahan Perpres 71 Taun 2015) tentang Penetapan lalu Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok juga Barang Penting.
Sebagian besar jenis barang Bapokting sudah diberikan prasarana PPN, perlu perluasan prasarana untuk yang digunakan masih terutang PPN.
Pemerintah RI juga telah lama resmi mengumumkan insentif pajak penghasilan (PPh) pasal 21 ditanggung pemerintah atau DTP untuk para pekerja di dalam sektor padat karya bergaji Rupiah 4,8 jt sampai dengan Simbol Rupiah 10 jt per bulan mulai 1 Januari 2025.
PPh Pasal 21 DTP 100% itu namun hanya saja berlaku untuk tiga sektor padat karya saja, yaitu sektor tekstil, sepatu, dan juga furnitur. Artinya, para pekerja di tiga sektor padat karya itu PPh pasal 21 nya ditanggung secara langsung oleh pemerintah 100%.
Namun yang mana utama, bursa menanti “ketok palu” kebijakan suku bunga The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga seperempat poin lagi, tepatnya pada 18 Desember 2024. Keputusan ini akan menandai pemotongan suku bunga tiga kali berturut-turut.
Adapun, semua kebijakan yang disebutkan memangkas satu poin persentase penuh dari suku bunga dana federal sejak September lalu.
Sejauh ini, bank sentral Negeri Paman Sam yang disebutkan tampaknya telah dilakukan menggerakkan perlahan dikarenakan merek mengkalibrasi ulang kebijakan pasca dengan cepat meningkatkan suku bunga ketika naiknya harga mencapai titik tertinggi pada 40 tahun.
Berdasarkan perangkat FedWatch, kesempatan penurunan suku bunga The Fed pada penghadapan bulan ini adalah 95,4% untuk turun 25 basis poin menjadi 4,25%-4,5%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Next Article Usai Anjlok Kemarin, IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.137
Artikel ini disadur dari IHSG Ambruk Nyaris 1,4%, Melorot ke Level 7.100-an