DKI Jakarta – Direktur Utama Negara Indonesia Commodity & Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan juga Derivatif Negara Indonesia (BKDI) Fajar Wibhiyadi mengatakan, perubahan menuju digital telah terjadi merambah ke semua sektor sehingga perdagangan berjangka komoditi (PBK) perlu melakukan digitalisasi ekosistem.
Fajar menyebut, perubahan fundamental ini diperlukan direalisasikan secara bersatu oleh semua pemangku kepentingan seluruh lingkungan PBK terdigitalisasi.
"Dalam lingkungan PBK, semua pemangku kepentingan saling terhubung, juga dengan digitalisasi tentunya akan lebih banyak memudahkan, mempercepat juga mengefektifkan business process, yang digunakan pada akhirnya akan mampu meningkatkan ukuran transaksi," ujar Fajar melalui penjelasan dalam Jakarta, Kamis.
Terkait digitalisasi sistem ekologi di sektor PBK, lanjut Fajar, secara jangka panjang penting dibuat peta jalan yang memuat dari fase perencanaan, fase implementasi, fase optimalisasi, hingga fase pematangan.
Menurut Fajar, ada tiga hal yang mana diperlukan diperhatikan pada digitalisasi PBK, yakni sumber daya manusia yang dimaksud mempunyai mindset digital, pengembangan pada operasional lalu pendekatan strategis juga aksesibilitas.
"Dalam hal ini terkait ketersediaan informasi industri, layanan masyarakat serta informasi perdagangan. Keempat, memaksimalkan komunikasi rakyat dengan menggunakan media massa berbasis digital satu di antaranya social media," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menggerakkan sektor PBK untuk melakukan perubahan struktural secara digital.
Plt Kepala Bappebti Kasan mengatakan, perkembangan kegiatan ekonomi mengarah ke perdagangan digital sehingga PBK berubah menjadi salah satu instrumen strategis untuk diperkuat.
Sejalan dengan itu, diperlukan strategi penguatan kegiatan multilateral antara lain dengan pengembangan produk/kontrak baru, mencari lingkungan ekonomi (anggota) baru, dan juga penguatan regulasi.
"Paralel dengan itu, diperlukan pula penguatan pengamanan warga agar aman di bertransaksi dan juga mengupayakan terciptanya kepercayaan rakyat terhadap berkembangnya lapangan usaha PBK, khususnya proses multilateral," ujar Kasan.
Bappebti mencatat, nilai operasi PBK pada 2023 secara Notional Value (NV) atau total aset suatu kontrak mencapai Rp25.680 triliun. Pada semester I-2024, kinerja PBK tercatat Rp14.594 triliun.
Cakupan komoditas yang mana ditransaksikan di PBK masih terkonsentrasi pada timah, crude petroleum oil (CPO), olein, kakao, kopi, juga emas digital.
Artikel ini disadur dari ICDX sebut perlunya digitalisasi ekosistem dalam industri PBK