Jakarta – Kekayaan yang mana dimiliki para miliarder globus meningkat sekitar 17% pada dalam setahun terakhir, menurut laporan UBS Billionaire Ambitions Report 2024. Laporan ini menunjukkan lonjakan kekayaan di Amerika Serikat berhasil mengimbangi penurunan kekayaan miliarder di dalam Tiongkok.
Melansir Reuters, total miliarder global naik menjadi 2.682 warga pada 2024, dibandingkan 2.544 pemukim pada tahun sebelumnya. Total kekayaan dia mencapai US$14 triliun (Rp 221.970 triliun), naik dari US$12 triliun (Rp 190.260 triliun), sementara pada 2015 kekayaan merekan belaka sebesar US$ 6,3 triliun (Rp 99.886 triliun). Artinya di kurun waktu satu puluh tahun atau satu dekade harta kekayaan taipan terkaya dunia naik lebih tinggi dari dua kali lipat.
Data Bank Global menunjukkan populasi global tahun tak lama kemudian lebih tinggi dari 8 miliar orang, dengan Produk Domestik Bruto global sekitar US$105,4 triliun. Hal ini menyoroti betapa besar konsentrasi kekayaan yang digunakan dimiliki oleh segelintir individu dalam dunia.
Sebagian besar miliarder baru tahun ini adalah individu yang dimaksud meraih kekayaan secara mandiri. Hal ini berbeda dari laporan UBS tahun 2023, yang digunakan mencatatkan data sejumlah miliarder baru memperoleh kekayaan lewat warisan.
Laporan terbaru yang didasarkan pada survei antara Juni hingga September 2024 menunjukkan kegelisahan utama para miliarder adalah risiko konflik geopolitik serta inflasi. Dalam survei tersebut, Amerika Utara dipandang sebagai kawasan dengan kemungkinan hasil penanaman modal terbaik tahun depan.
Di Amerika Serikat, total miliarder melonjak bermetamorfosis menjadi 835 dari 751 orang, dipimpin oleh sektor bidang dan juga teknologi. Kekayaan mereka meningkat berubah jadi US$5,8 triliun dari US$4,6 triliun pada tahun sebelumnya.
Sebaliknya, total miliarder dalam Tiongkok daratan turun berubah menjadi 427 dari 520 orang, dengan total kekayaan merosot berubah jadi US$1,4 triliun dari US$1,8 triliun. Pada 2021, jumlah keseluruhan miliarder pada Tiongkok mencapai 626 penduduk dengan kekayaan lebih lanjut dari US$2,5 triliun.
Benjamin Cavalli, kepala klien strategis UBS Global Wealth Management, menyatakan penurunan pada Tiongkok mencerminkan kerugian di dalam bursa properti kemudian penurunan nilai perusahaan yang digunakan dimiliki miliarder akibat prospek sektor ekonomi yang kurang pasti.
India mencatatkan data kenaikan total miliarder lebih besar dari 20% bermetamorfosis menjadi 185 orang, sementara total kekayaannya meningkat tambahan dari 40% berubah menjadi hampir US$906 miliar. Di Eropa Barat, Swiss melampaui Inggris sebagai negara dengan total miliarder terbanyak kedua pasca Jerman.
Swiss menambah 10 miliarder baru menjadi total 85 orang, sementara Inggris kehilangan satu miliarder, sehingga totalnya berubah menjadi 82 orang. Kekayaan miliarder Prancis tercatat sebagai yang dimaksud tertinggi ke Eropa, dengan total miliarder meningkat 12 pemukim berubah menjadi 46.
Negara-negara lain ke Eropa seperti Jerman, Italia, juga Spanyol juga mencatat penambahan miliarder. Jerman memiliki 117 miliarder atau bertambah 8 dari sebelumnya, Italia 62 miliarder bertambah 6, dan juga Spanyol 27 miliarder bertambah 3 dari periode sebelumnya.
Next Article Hermanto Tanoko Kini Jadi Orang Terkaya ke-2 RI, Hal ini Gurita Bisnisnya
Artikel ini disadur dari Harta Taipan Terkaya Dunia Naik 2 Kali Lipat Jadi Rp 222 Ribu Triliun