Harga Saham Blue Chip Hal ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?

Harga Saham Blue Chip Hal ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?

Reporter: | Editor:

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip dalam Bursa Efek Nusantara (BEI) mulai meningkat setelahnya menyentuh level terendah tahun 2024 ini. Dengan kebangkitan itu, apakah saham blue chip yang disebutkan sudah ada layak masuk portofolio investasi?

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang dimaksud sudah berpengalaman dalam lantai bursa. Saham blue chip biasanya miliki fundamental kuat juga kapitalisasi lingkungan ekonomi besar yang digunakan mencapai puluhan hingga banyak triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya bermetamorfosis menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Salah satu anggota LQ45 yang tersebut sedang mengalami kenaikan biaya adalah saham PT Astra International Tbk (ASII).

Harga saham ASII pada perdagangan Mulai Pekan 22 Juli 2024 ditutup pada level 4.520, naik 40 poin atau 0,89%. Namun secara year to date, biaya saham ASII terakumulasi melemah 1.180 poin atau 20,70%.

Harga saham ASII mencapai titik terendah tahun ini dalam level 4.290 pada 29 Mei lalu. Hal ini merupakan tarif terendah saham ASII sejak tahun 2020.

Dengan pelemahan tersebut, saham ASII  tergeser dari jajaran 10 emiten dengan nilai kapitalisasi pangsa (market cap) terbesar pada BEI.

Astra International sebelumnya bertengger pada peringkat 10 di jajaran emiten dengan nilai kapitalisasi lingkungan ekonomi (market cap) terbesar di dalam Bursa Efek Nusantara (BEI) per akhir Juni 2024. Namun, berdasarkan data BEI Awal Minggu (22/7),  ASII bukan ada dalam 10 besar dan juga digeser oleh PT Bank Negara Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan market cap sebesar Simbol Rupiah 188 triliun.

Sejak akhir Juni hingga Hari Senin (22/7), tarif saham ASII semata-mata naik 1,34%. Di periode yang digunakan sama, biaya saham BBNI melonjak 9,44%. Lonjakan nilai tukar saham BBNI yang digunakan lebih banyak besar ini menyebabkan market cap BBNI turut melonjak sehingga mampu menyeberangi ASII.

Sementara Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menyatakan tren penurunan pada ASII ini telah bermetamorfosis menjadi hal yang mana wajar. Penurunan nilai saham ASII disebabkan oleh tingginya tingkat suku bunga yang digunakan mempengaruhi permintaan kredit pada lapangan usaha otomotif.

Di sisi lain Nafan juga mengawasi adanya dinamika dari pemerintah yang dimaksud berjanji di pengembangan lebih lanjut sumber daya alam nikel agar dapat diolah pada di negeri. Hal itu diwujudkan dengan adanya konstruksi industrialisasi elektrikal secara terpadu.

Meski begitu Nafan berpendapat penurunan pada ASII ini relatif terbatas. Hal itu lantaran pada waktu ini masih mengharapkan pelonggaran kebijakan moneter. Menurutnya hal tu akan kembali menggalakkan likuiditas ASII.

“Selain pelonggaran suku bunga juga akan ditopang perkembangan ekonomi Nusantara yang digunakan diproyeksikan stabil,” ungkap Nafan.

Nafan merekomendasikan untuk accumulative buy saham ASII dengan target nilai Simbol Rupiah 4.640-Rp 5.075. 

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesi Miftahul Khaer melihat, penurunan nilai tukar saham ASII membuatnya tiada lagi berada ke jajaran top 10 market cap. Hal itu terjadi akibat respons dari penurunan kinerja dalam awal tahun ini.

“Selain itu prospek juga sentimen yang dimaksud masih kurang optimal juga turut menekan harga jual lingkungan ekonomi ASII ke periode awal tahun kemarin,” jelas Miftahul pada Kontan.co.id, Hari Senin (22/7).

Meski begitu Miftahul berpendapat kemungkinan rebound saham ASII masih cukup besar. Terlebih lagi dari segi valuasi ASII tergolong sudah ada cukup priced in dan tergolong undervalued. Selain itu juga ada kemungkinan besar akan ada perbaikan kinerja di dalam akhir semester I. Penjualan mobil Astra pada Bulan Juni 2024 meningkat 6,3% berubah menjadi 43.908 unit dibandingkan bulan sebelumnya.

“Di tambah lagi adanya acara Gaikindo Indonesi International Auto Show (GIIAS) di awal Juli berpotensi mendatangkan peluang positif bagi Astra,” ujar dia. 

Miftahul merekomendasikan untuk trading buy saham ASII dengan target nilai tukar Simbol Rupiah 4.640 per saham. 

Baca Juga:

Selanjutnya:

Menarik Dibaca:

Cek Berita kemudian Artikel yang digunakan lain ke




Artikel ini disadur dari Harga Saham Blue Chip Ini Bangkit Pasca Ke Titik Terendah, Pilih Beli, Jual / Tahan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *