Berita  

Harga Minyak Tersengat Memanasnya Tensi pada Timur Tengah

Harga Minyak Tersengat Memanasnya Tensi pada Timur Tengah

Reporter: | Editor:

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak diprediksi mengalami pembalikan yang signifikan. Situasi geopolitik yang dimaksud memanas serta persediaan minyak yang dimaksud berkurang dalam Amerika Serikat (AS) berubah jadi pendorongnya.

Berdasarkan Trading Economics, biaya minyak globus menguat pada 24 jam terakhir. Pada Kamis (1/8) pukul 10.26 WIB, minyak WTI menguat 0,65% ke US$ 78,41 per barel juga minyak Brent naik 0,58% ke US$ 81,19 per barel.

Analis Dupoin Indonesia, Andrew Fischer memaparkan bahwa biaya minyak berada di arah tren naik yang kuat. Ia memperkirakan harganya akan terus mengalami kenaikan di waktu dekat.

Salah satu faktor utama yang mana mempengaruhi kenaikan nilai tukar minyak adalah pembunuhan pemimpin urusan politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran. Kejadian ini menyebabkan kegelisahan bahwa Timur Tengah mungkin saja berada di dalam ambang pertempuran regional.

Baca Juga:

“Ketegangan ini meningkatkan risiko gangguan mental pasokan minyak, yang tersebut pada gilirannya memacu tarif minyak naik,” tulisnya di riset, Kamis (1/8).

Selain unsur geopolitik, persediaan minyak pada Negeri Paman Sam memainkan peran penting di tren harga jual minyak. Angka dari Badan Berita Energi (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di dalam Negeri Paman Sam turun sebesar 3,4 jt barel minggu lalu, sementara persediaan bensin turun sebesar 3,7 jt barel.

Penurunan ini menandakan permintaan yang tersebut tinggi, yang berkontribusi pada kenaikan nilai tukar minyak. Fischer mencatat bahwa penurunan persediaan minyak ini memberikan indikasi positif bagi lingkungan ekonomi minyak global, dikarenakan menunjukkan adanya permintaan yang dimaksud kuat.

Lebih lanjut, ia mengaitkan kenaikan nilai tukar minyak dengan melemahnya nilai mata uang dolar AS. Kuantitas tukar Amerika Serikat yang dimaksud lebih besar rendah menimbulkan minyak berubah menjadi lebih tinggi terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global.

“Ada prospek kenaikan nilai tukar lebih tinggi lanjut apabila nilai dolar Amerika Serikat terus menurun,” katanya.

Secara teknikal, candlestick menunjukkan pola pembalikan yang digunakan bullish, sementara analisa trendline menunjukkan bahwa harga jual minyak berada pada tren naik yang tersebut stabil. Kombinasi kedua analisis teknis ini memberikan keyakinan tambahan bahwa harga jual minyak akan terus naik di waktu dekat.

Selanjutnya:

Menarik Dibaca:

Cek Berita lalu Artikel yang digunakan lain ke




Artikel ini disadur dari Harga Minyak Tersengat Memanasnya Tensi di Timur Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *