Sumber: | Editor:
KONTAN.CO.ID – SINGAPURA. Harga minyak stabil pada Selasa (2/7) pasca jatuh selama dua sesi terakhir, sebab penanam modal kekal berhati-hati di sedang ekspektasi melimpahnya pasokan juga lemahnya permintaan. Pemodal mulai mengabaikan gejolak kampanye presiden AS.
Mengutip Reuters, tarif minyak mentah berjangka Brent untuk bulan September naik 2 sen berubah menjadi US$ 82,42 per barel pada pukul 03.20 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk bulan September turun 2 sen menjadi $78,38 per barel.
Sebagian besar pedagang mengabaikan tindakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dimaksud mundur dari bursa pemilihan presiden Amerika Serikat serta membantu Wakil Presiden Kamala Harris pada hari Minggu.
Baca Juga:
Analis Citi memaparkan dia yakin baik Harris maupun calon dari Partai Republik Donald Trump bukan akan memasarkan kebijakan yang dimaksud akan berdampak besar pada operasi minyak dan juga gas.
Sebaliknya, lingkungan ekonomi berfokus pada fundamental, yang menurut analis Morgan Stanley kemungkinan besar akan seimbang pada kuartal keempat kemudian mencapai surplus pasokan pada tahun depan, yang mana akan menurunkan nilai Brent ke kisaran US$ 70-an per barel.
Setiap kenaikan nilai tukar minyak lebih tinggi disebabkan oleh konsolidasi pangsa juga aktivitas pembelian pada waktu turun, kata Priyanka Sachdeva, analis bursa senior di dalam Phillip Nova.
“Setiap melemahnya sinyal permintaan, dikombinasikan dengan resolusi di dalam Gaza, dapat menyebabkan penurunan nilai tukar minyak lebih besar lanjut,” kata Sachdeva, seraya menambahkan bahwa lonjakan persediaan minyak Amerika Serikat pada pekan tak lama kemudian akan berubah menjadi tanda berkurangnya permintaan.
American Petroleum Institute (API) akan merilis perkiraan persediaan minyak minggu sesudah itu pada hari Selasa, sementara data resmi pemerintah Amerika Serikat dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu.
Jajak pendapat awal Sumber Berita Reuters terhadap enam analis memperkirakan bahwa stok minyak mentah AS, rata-rata, turun 2,5 jt barel pada sepekan hingga 19 Juli, sementara stok bensin kemungkinan turun 500.000 barel.
Baca Juga:
Pasar juga mengamati perkembangan di dalam Rusia. Kilang minyak Tuapse, yang digunakan terbesar di dalam Laut Hitam, rusak akibat serangan pesawat tak berawak negara Ukraina semalam yang dimaksud menyebabkan kebakaran, kata para pejabat Rusia pada hari Senin, meskipun tingkat kerusakannya belum jelas.
“Serangan lebih lanjut lanjut terhadap kapasitas kilang Rusia akan menggalang nilai tukar hasil olahan, dikarenakan produksi yang digunakan tambahan rendah, kemudian agak bearish untuk minyak mentah, sebab akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah untuk ekspor,” kata ahli strategi bursa ING di sebuah catatan.
Selanjutnya:
Menarik Dibaca:
Cek Berita serta Artikel yang digunakan lain di dalam
Artikel ini disadur dari Harga Minyak Stabil, Terbebani Perkiraan Surplus Saat Permintaan Melemah