Berita  

Erick Thohir: RI Secepatnya Punya Bank Emas

Erick Thohir: RI Secepatnya Punya Bank Emas

Jakarta – eksekutif akan segera merealisasikan pembentukan bank emas atau bullion bank. Apalagi, Indonesi pada saat ini telah mampu memproduksi emas batangan, lalu harus bisa saja memasukkan emas batangan itu ke pada neraca lembaga jasa keuangan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap, pembentukan bullion bank dapat dipercepatkan sebab dengan adanya sinergi antara Freeport kemudian Antam pada saat ini Negara Indonesia telah terjadi miliki cadangan emas yang cukup untuk dijadikan tabungan masyarakat.

“Kebanyakan raw material kita kirim ke luar negeri tapi sekarang kan sudah ada dapat diproses ke di negeri,” ungkapnya pada waktu ditemui pada Avenue on 5 Jakarta, Rabu (12/11).

Selain itu, nanti Kementerian juga akan mendiskusikan tambahan sangat jauh dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) selaku saah satu perbankan yang digunakan berminat. “Secepat kemungkinan besar kita harus duduk, sejenis BSI segala kan tadi sama, saya harap ini ada percepatan,” sebutnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Area Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tanpa bullion bank, selama ini emas yang dimaksud dibuat di Indonesia cuma sebatas komoditas perdagangan belaka. Akibatnya, Indonesia cuma memperoleh biaya produksi saja, sedangkan emas batangannya masuk ke negara lain seperti Singapura, dan juga tercatat pada neraca lembaga jasa keuangannya.

“Padahal ke negara lain seperti Inggris lalu Singapura itu emas masuk di neraca perbankan,” kata Airlangga di acara Rakornas Penyertaan Modal 2024 pada Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Produksi emas saat ini sudah ada bisa jadi dijalankan ke sektor smelter Gresik seberat 60 ton emas per tahun. Negara Indonesia pun kata beliau telah mempunyai stok emas di PT Pegadaian seberat 70 ton emas. Kapasitas produksi lalu penyimpanan itu menurutnya sudah ada sanggup bermetamorfosis menjadi unsur kunci yang digunakan mengharuskan Negara Indonesia memiliki bullion bank sendiri.

“Kita berharap dengan ada produksi emas, ada bank emas, ada indurstri perhiasan maka itu seluruh pengembangan lebih lanjut akan kita dorong. Selama ini emas hanya sekali mendapatkan cost of manufacturing sektor dalam Surabaya akibat bullion banknya ada di dalam Singapura,” tegas Airlangga.

Lembaga Jasa Keuangan (LJK) pada masa kini sebetulnya sanggup mengajukan izin kegiatan bullion bank agar dapat menyelenggarakan kegiatan simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, hingga penitipan emas.

Adapun pedoman penyelenggaraannya melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pertemuan Usaha Bulion.

Kepala Departemen Pengaturan serta Pembangunan Lembaga Pembiayaan, Organisasi Ventura, Lembaga Keuangan Mikro lalu Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Ahmad Nasrullah memaparkan pada tahap awal kegiatan usaha pinjam-meminjam emas hampir mirip seperti tabungan.

“Nanti selain emas kita disimpan sebanding bank, dapat bunga juga pada bentuk gramasi. Misalnya dapat 0,1 gram setiap bulan, setiap setahun, lah, ya. Emas itulah nanti akan dipinjamkan oleh si bank bullion tadi ke manufaktur,” ungkap Nasrullah pada Dunia Pers Briefing, Senin, (9/12/2024).

Nasrullah mengutarakan tiada ada minimal deposit yang digunakan ditentukan bagi yang digunakan mau menyimpan di dalam bank bullion. Namun, bagi peminjam dikenakan minimal pengajuan pinjaman sebesar 500 gram.

“Minimal minjamnya itu sudah ada kita batasi di sini. Minimum setengah kilo. Jangan cuma minjam 10 gram, 20 gram,” ungkapnya.

Batasan ini ditentukan lantaran bank bullion ini ditargetkan untuk konsumen manufaktur. Hal ini diharapkan dapat menghurangi kecenderungan impor emas lalu menghemat devisi ekspor Indonesia.

“Jadi, jangan dipahami ini kita komunitas biasa minjam nggak boleh ini. Ini, kalau minjam 500 kilogram, kemudian kita punya jaminan sebesar itu, boleh aja. Tapi ini mostly untuk, itu tadi, untuk manufaktur, ya,” tuturnya.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sinyal terdapat dua lembaga jasa keuangan yang mana berisiko masuk ke pada bidang usaha bank emas atau bullion bank.
Kepala Departemen Pengaturan dan juga Pengembangunan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Ventura, Lembaga Keuangan Mikro kemudian Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Ahmad Nasrullah mengatakan, keduanya adalah Pegadaian melalui PT Bank rakyat Nusantara (Persero) Tbk (BBRI) serta PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BRIS).

“Yang baru masuk sekarang (pengajuan) baru dari Pegadaian kayaknya ya. Kalau yang digunakan untuk BSI, saya diperlukan cek, yang tersebut saya tahu terakhir memang benar belum masuk. Potensial yang tersebut lain masuk, ya tentu ada, cuma kami belum menerima aplikasinya,” kata Nasrullah pada Dunia Pers Briefing POJK Bullion, Senin, (9/12/2024).

Menurutnya, kedua perusahaan yang dimaksud paling siap sebab sudah memiliki pengalaman melakukan perusahaan kustodian emas cukup lama.

“Dua ini yang digunakan paling siap. Dari sisi infrastruktur, dari sisi permodalan, kan kita terapkan minimal Rp14 triliun ya, ini dua ini paling siap,” pungkasnya.

Jika Bullion Bank sudah pernah berjalan dengan optimal, maka Nasrullah menyebut, hal ini akan menghadirkan value added yang mana besar bagi perekonomian Indonesia. Ia pun menyinggung prospek produksi emas Nusantara yang tersebut tinggi.

 

Next Article Siap-Siap, Bakal Ada Bank Emas! BUMN Hal ini Bakal Jadi Motornya

Artikel ini disadur dari Erick Thohir: RI Secepatnya Punya Bank Emas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *