Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup merana pada akhir perdagangan Selasa (14/1/2025), di sedang masih wait and see lingkungan ekonomi pada hari ini.
IHSG ditutup merosot 0,86% ke sikap 6.956,66. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.900 pada perdagangan hari ini.
Nilai kegiatan indeks pada hari ini mencapai sekitar Mata Uang Rupiah 9,9 triliun dengan melibatkan 16,3 miliar saham yang dimaksud berpindah tangan banyaknya 1,3 jt kali. Sebanyak 294 saham menguat, 298 saham melemah, dan juga 210 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor kesejahteraan serta konsumer primer menjadi penekan terbesar IHSG di dalam akhir perdagangan hari ini yakni per individu mencapai 1,36% juga 0,94%.
Sementara dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan (EBT) konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kemudian emiten perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG masing-masing mencapai 14,3 serta 11,2 indeks poin.
Sejatinya, IHSGsempat menguat terbatas pada awal pembukaan I hari ini. Bahkan penguatannyajuga berlangsung hingga pukul 11:00 WIB. Namun pasca itu, IHSGlangsung berbalik arah ke zona merah hingga terkoreksi ke level psikologis 6.900.
IHSG kembali merana di berada dalam wait and see pemodal yang masih terjadi hingga hari ini mendekati rilis data kenaikan harga Amerika Serikat pada waktu malam hari ini serta besok dan juga langkah suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI) pada esok hari.
Malam nanti, ada rilis data pemuaian produksi Amerika Serikat. Fakta ini cukup penting sebagai sinyal situasi daya beli masyarakat Amerika Serikat serta pertimbangan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed.
Berdasarkan konsensusTrading EconomicsPPI Negeri Paman Sam pada Desember 2024 akan mencapai 3,2% yoy, mendingin dibandingkan bulan sebelumnya yakni 3,4%.
Kemudian, pada Rabu (15/1/2025) Nusantara akan mengumumkan nilai neraca dagang beserta ekspor dan juga impor pada Desember 2024.
Trading Economicsmemperkirakan neraca dagang Nusantara akan surplus pada Desember 2024, namun nilainya berkurang menjadi US$4,33 miliar dibandingkan bulan sebelumnya US$4,42 miliar.
Sementara peningkatan ekspor diperkirakan melambat bermetamorfosis menjadi 8,5% yoy pada Desember 2024. Sementara pertumbuhan ekspor Nusantara pada November 2024 sebesar 9,14% yoy.
Sebaliknya, peningkatan impor Nusantara diperkirakan semakin ngegas berubah menjadi 4% pada akhir tahun lalu, dibandingkan pertumbuhan November belaka 0,01% yoy.
Pada hari yang sama, BI juga akan mengumumkan suku bunga untuk Januari 2025.
Kabar ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar, sebab mengharapkan kebijakan suku bunga BI pada berada dalam rupiah yang melemah terhadap dolar AS, ketidakpastian kebijakan pemerintah lalu geopolitik global.
Sebelumnya,Dewan Pengurus Bank Indonesi (RDG-BI) kembali memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate dalam level 6% per November 2024.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan ini konsentris dengan arah kebijakan moneter untuk menegaskan tetap terkendalinya pemuaian pada sasaran 2,5±1% pada 2024 lalu 2025, juga menyokong peningkatan sektor ekonomi yang mana berkelanjutan.
Selain itu, ia menekankan, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk meningkatkan kekuatan stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat (AS) kemudian eskalasi ketegangan geopolitik pada beragam wilayah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Next Article Ada Demo Besar Tolak RUU Pilkada, IHSG Berakhir Terkapar
Artikel ini disadur dari Ekonomi Global Penuh Ketidakpastian, IHSG Longsor ke Level 6.900