Ibukota Indonesia – Ekonom Lembaga Penelitian Kondisi Keuangan juga Publik (LPEM) FEB UI Teuku Riefky optimistis peningkatan dunia usaha pada kuartal I-2025 masih bertahan di level 5 persen.
“Untuk kuartal I, kami belum ada estimasi yang dimaksud lebih besar detail, tapi dugaan kami masih mencapai 5 persen,” kata Riefky, pada Jakarta, Rabu.
Menurutnya, faktor pendorong utama perkembangan ekonomi kuartal I adalah Ramadhan juga beberapa orang libur panjang yang dimaksud akan mengupayakan tingkat konsumsi juga aktivitas ekonomi masyarakat.
Sementara itu, terkait kebijakan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) yang dimaksud sebelumnya dikhawatirkan akan segera mengurangi kekuatan ekonomi, Riefky berpendapat pengaruhnya terhadap kuartal I tidaklah akan signifikan.
Hal itu mengingat tarif PPN 12 persen pada akhirnya belaka diterapkan terhadap barang mewah.
“PPN saya rasa tiada terlalu mempengaruhi (pertumbuhan ekonomi), akibat cakupan PPN sangat kecil, cuma barang mewah saja,” kata beliau pula.
Tahun lalu, peningkatan perekonomian kuartal I tercatat sebesar 5,11 persen (year-on-year/yoy), kuartal II mencapai 5,05 persen, serta kuartal III 4,95 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan ketidakpastian global, salah satunya gejolak geopolitik kemudian bursa keuangan dunia, berubah menjadi komponen utama perlambatan peningkatan dunia usaha Indonesia.
Ketegangan ke Timur Tengah, perlambatan sektor ekonomi China, kemudian penurunan tarif komoditas andalan Tanah Air turut mempengaruhi kinerja kegiatan ekonomi nasional.
Selain itu, dirinya mencatat dampak dari kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kebijakan yang tersebut akan diambil Trump, seperti penetapan tarif lalu pendekatan dunia usaha nasionalistik kian memperburuk tekanan ekonomi global.
Sedangkan untuk kuartal IV, Menkeu memproyeksikan peningkatan ekonomi Tanah Air berada dalam kisaran 5 persen.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengumumkan kembalinya kinerja manufaktur ke zona ekspansif akan segera berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi 2024, ke mana target 5 persen diyakini akan datang tercapai.
Purchasing Managers' Index (PMI) Negara Indonesia meningkat dari 49,6 pada November berubah menjadi 51,2 pada Desember 2024. Angka ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2024.
Perbaikan manufaktur Nusantara didorong oleh kenaikan produksi juga permintaan baru, baik dari bursa domestik maupun internasional, yang mana meningkat mendekati Hari Raya Natal 2024 serta perayaan Tahun Baru 2025.
Indeks Penjualan Pasar Konsumen (IPR) mencatat kenaikan 1,7 persen (yoy) secara tahunan pada November 2024 (Oktober: 1,5 persen) serta Ukuran Keyakinan Customer (IKK) Bank Tanah Air pada November 2024 naik signifikan ke level 125,9 (Oktober: 121,1).
Menurut Febrio, perkembangan indikator yang disebutkan mencerminkan daya beli yang mana terus meningkat kemudian optimisme warga terhadap keadaan kegiatan ekonomi yang dimaksud tambahan baik di sedang perkembangan kenaikan harga yang dimaksud terkendali.
Pemerintah, kata Febrio, melalui Anggaran Pendapatan serta Belanja Negara (APBN) berazam melindungi kesempatan ini dengan menciptakan status yang digunakan kondusif, melindungi daya beli masyarakat, juga tetap menyimpan level inflasi.
Artikel ini disadur dari Ekonom UI optimistis ekonomi kuartal I-2025 bertahan tumbuh 5 persen