Ibukota Indonesia – Kepala Center of Macroeconomics and Finance, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman memaparkan bahwa rendahnya naiknya harga tahunan pada 2024 salah satunya disebabkan oleh efektivitas kebijakan pengendalian inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan data kenaikan Skala Harga Pelanggan (IHK) Desember 2024 sebesar 0,44 persen month-to-month (mtm), sehingga secara tahunan kenaikan harga IHK 2024 menjadi 1,57 persen year-on-year (yoy).
“Selain penurunan daya beli, kenaikan harga rendah pada 2024 dipengaruhi oleh stabilitas nilai tukar komoditas global juga efektivitas kebijakan pengendalian inflasi,” ujar M Rizal Taufikurahman ketika dihubungi ANTARA pada Jakarta, Senin.
Tidak semata-mata naiknya harga umum yang rendah, ia menuturkan bahwa pemuaian komponen inti juga terjaga pada nomor 2,26 persen yoy.
“Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi naiknya harga penduduk kekal terjangkar dengan baik, yang dimaksud berkontribusi pada stabilitas harga,” ucapnya.
Rizal menyatakan bahwa meskipun tahun 2024 merupakan tahun urusan politik yang tersebut biasanya memacu peningkatan pengeluaran, tapi pemerintah berhasil membatasi gerak kemudian dampak naiknya harga dari sisi permintaan.
Hal yang dimaksud didukung oleh kebijakan fiskal yang dimaksud hati-hati juga pengendalian ketat terhadap belanja dan juga pengeluaran fiskal pemerintah.
“Selain itu, sinergi antara Bank Negara Indonesia serta pemerintah di Tim Pengendalian Inflasi Pusat lalu Daerah (TPIP kemudian TPID) melalui Pergerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) ke berubah-ubah wilayah turut melindungi naiknya harga tetap rendah,” imbuhnya.
BPS menyampaikan bahwa naiknya harga tahunan Desember 2024 teristimewa didorong oleh kelompok makanan, minuman juga tembakau yang dimaksud mencatatkan kenaikan harga sebesar 1,9 persen kemudian memberikan andil 0,55 persen terhadap naiknya harga umum.
Dalam kelompok ini, komoditas utama yang menyumbang naiknya harga adalah sigaret kretek mesin dengan andil 0,13 persen, serta minyak goreng dengan andil 0,11 persen.
Komoditas lain yang dimaksud turut berkontribusi adalah beras, kopi bubuk, bawang merah, ikan segar, daging ayam ras kemudian bawang putih.
Di luar kelompok tersebut, emas perhiasan kemudian nasi dengan lauk memberikan andil setiap-tiap sebesar 0,35 persen juga 0,06 persen terhadap inflasi.
Sementara, kelompok pengeluaran transportasi tercatat mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Artikel ini disadur dari Ekonom sebut efektivitas kebijakan jadikan inflasi 2024 terjaga rendah