Berita  

Ekonom: Pasar masih akan dipengaruhi kurs rupiah kemudian yield obligasi 

Ekonom: Pasar masih akan dipengaruhi kurs rupiah kemudian yield obligasi 

DKI Jakarta – Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto menyampaikan pangsa saham Indonesi masih akan dipengaruhi oleh sentimen dari nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemudian nilai imbal hasil obligasi AS.

Ia menyebutkan kedua sentimen itu akan berdampak terhadap foreign capital flows (aliran modal asing) dalam di negeri ke depan.

"Pergerakan ke depan masih dipengaruhi oleh pergerakan rupiah, kemudian imbal hasil US Treasury, yang digunakan juga berdampak kepada foreign capital flows," ujar Rully ketika dihubungi ANTARA dalam Jakarta, Jumat.

Selain itu, ia mengemukakan bahwa pelaku lingkungan ekonomi masih akan bersikap wait and see terhadap kebijakan Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump, teristimewa terkait dengan rencana/ancaman penerapan tarif terhadap beberapa negara mitra dagang utama AS.

"Dalam beberapa waktu ke depan, bursa akan sangat dipengaruhi oleh global," ujar Rully.

Seiring dengan itu, ia merekomendasikan pelaku bursa untuk lebih lanjut selektif di melakukan aktivitas pembangunan ekonomi mereka.

"Saat ini, menurut saya lebih lanjut baik selektif, mengamati kecenderungan aktivitas pemodal asing," ujar Rully.

Dari di negeri, ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia (BI) nampaknya masih sangat berhati-hati di menentukan kebijakan moneternya ke depan.

Pada Rabu (29/1/2025) waktu AS, bank sentral Amerika Serikat The Fed pada reuni Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuannya berada di dalam level 4,25 sampai 4,50 persen.

Dalam pidatonya, Ketua The Fed Jerome Powell mengutarakan bahwa The Fed tiada akan terburu- buru pada memangkas suku bunga acuan di pertarungan berikutnya.

Penghentian sementara pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed itu dijalankan pada ketika Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump mendesak Ketua The Fed Jerome Powell untuk terus memangkas suku bunga acuan demi memacu peningkatan perekonomian AS.

Artikel ini disadur dari Ekonom: Pasar masih akan dipengaruhi kurs rupiah dan yield obligasi 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *