Ekonom nilai upaya pengendalian pemuaian masih diperlukan diperkuat

Ekonom nilai upaya pengendalian pemuaian masih diperlukan diperkuat

Ibukota Indonesia – Ekonom Indef M. Rizal Taufikurahman memandang bahwa upaya pengendalian kenaikan harga juga stabilitas nilai tukar pangan masih harus diperkuat, sebagai refleksi dari 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lalu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Kebijakan 100 hari pertama ini menunjukkan arah yang mana mesti diperkuat dan juga diperjelas,” kata Rizal yang dimaksud merupakan Head Center of Macroeconomics and Finance Indef itu pada waktu dihubungi ANTARA pada Jakarta, Kamis.

Rizal menambahkan, eksekusi kebijakan ini juga memerlukan pengawasan ketat untuk memverifikasi bahwa upaya pengendalian naiknya harga serta stabilitas pangan benar-benar memunculkan dampak dunia usaha yang tersebut merata lalu berkelanjutan.

Ia mengamini bahwa pengendalian kenaikan harga dan juga stabilitas tarif pangan berubah menjadi fokus utama di 100 hari pertama pemerintahan Prabowo.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pemuaian tahunan Desember 2024 sebesar 1,57 persen, sedikit naik dari 1,55 persen di dalam bulan sebelumnya tetapi masih di batas target.

Rizal mencatatkan data bahwa penurunan tarif unsur pokok tertentu, seperti cabai merah, berubah menjadi bukti awal keberhasilan kebijakan stabilisasi. Namun, hasil ini harus terus dipantau dikarenakan fluktuasi nilai pangan masih menjadi tantangan yang mana signifikan.

Adapun pada kurun waktu 100 hari pada mana satu kebijakan utama sebagai pemberian makanan gratis terhadap 80 jt anak sekolah lalu ibu hamil, Rizal mengutarakan hal ini miliki tujuan strategis untuk mengatasi malnutrisi sekaligus meningkatkan sektor susu lokal.

Meski ambisius, imbuh dia, kebijakan ini memperlihatkan ketergantungan pada impor susu kemudian rencana pengadaan sapi perah yang dimaksud mengakibatkan pertanyaan tentang kesiapan logistik juga keberlanjutan ekonomi lokal.

“Ketidakseimbangan antara keperluan mendesak dan juga kapasitas domestik diperlukan dikelola dengan lebih besar hati-hati agar bukan membebani anggaran negara,” kata dia.

Di sisi lain, Bank Indonesi (BI) juga turut mengupayakan upaya pemerintah dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate berubah jadi 5,75 persen per Januari 2025 untuk merangsang perkembangan ekonomi.

Meski langkah ini didasarkan pada kenaikan harga yang mana terkendali, Rizal pun memandang bahwa realisasi dampaknya terhadap ekspor, konsumsi, kemudian pembangunan ekonomi masih belum terlihat signifikan.

Artikel ini disadur dari Ekonom nilai upaya pengendalian inflasi masih perlu diperkuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *