Ekonom: Ciptakan lebih besar sejumlah lapangan kerja untuk dongkrak daya beli

Ekonom: Ciptakan lebih lanjut besar beberapa lapangan kerja untuk dongkrak daya beli

Ibukota Indonesia – Ekonom Lembaga Penyelidikan Perekonomian dan juga Publik (LPEM) Fakultas Kondisi Keuangan dan juga Bisnis (FEB) Universitas Tanah Air (UI) Teuku Riefky memohonkan pemerintah untuk menciptakan lebih besar banyak lapangan kerja demi meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal yang dimaksud mengingat daya beli warga yang tersebut masih rendah ke sedang tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate saat ini yang berisiko menekan konsumsi rakyat lebih banyak jauh.

“Untuk memitigasi dari situasi yang disebutkan tentu pemerintah perlu meningkatkan produktivitas kemudian penciptaan lapangan kerja,” kata Teuku Riefky ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Selasa.

Ia menuturkan bahwa upaya yang disebutkan dapat meningkatkan penerimaan upah, sehingga memulihkan daya beli masyarakat.

Daya beli penduduk yang tersebut lemah, BI rate yang tinggi, juga biaya komoditas pangan yang relatif rendah, lanjutnya, menyebabkan pemuaian pada 2024 berubah menjadi kenaikan harga tahunan terendah yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Kombinasi hal-hal yang disebutkan terhadap perekonomian Indonesia ke depan sebetulnya tidaklah terlalu baik ya oleh sebab itu ini akan mempengaruhi ke peningkatan ekonomi,” ujar Riefky.

Meskipun dapat menekan konsumsi masyarakat, ia menyatakan bahwa kebijakan Bank Indonesi untuk permanen mempertahankan suku bunga di dalam level 6 persen merupakan hal yang tersebut diperlukan.

Hal yang dimaksud akibat Bank Indonesi miliki mandat untuk merawat tingkat harga jual dan juga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Nah, pada waktu ini rupiah sedang sangat tertekan, jadi memang sebenarnya fokus BI adalah menyimpan stabilitas rupiah yang lebih tinggi penting ketika ini,” imbuhnya.

BPS mencatat kenaikan Ukuran Harga Customer (IHK) Desember 2024 sebesar 0,44 persen month-to-month (mtm), sehingga secara tahunan naiknya harga IHK 2024 berubah menjadi 1,57 persen year-on-year (yoy). Angka yang disebutkan masih di kisaran target pemerintah 2,5 persen plus minus 1 persen.

Inflasi tahunan Desember 2024 teristimewa didorong oleh kelompok makanan, minuman dan juga tembakau yang mencatat pemuaian sebesar 1,9 persen lalu memberikan andil 0,55 persen terhadap kenaikan harga umum.

Dalam kelompok ini, komoditas utama yang digunakan menyumbang naiknya harga adalah sigaret kretek mesin dengan andil 0,13 persen, juga minyak goreng dengan andil 0,11 persen. Komoditas lain yang digunakan turut berkontribusi adalah beras, kopi bubuk, bawang merah, ikan segar, daging ayam ras, lalu bawang putih.

Sementara Rapat Dewan Pemuka (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk permanen mempertahankan BI rate di level 6 persen.

Artikel ini disadur dari Ekonom: Ciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk dongkrak daya beli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *