Ekonom: 100 hari Prabowo tunjukkan komitmen di pengendalian pemuaian

Ekonom: 100 hari Prabowo tunjukkan komitmen di dalam pengendalian pemuaian

DKI Jakarta – Ekonom Josua Pardede memandang pemerintahan Presiden Prabowo Subianto serta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 100 hari pertama kerjanya sudah menunjukkan komitmen kuat di menyimpan stabilitas biaya serta mengendalikan pemuaian melalui bermacam kebijakan strategis.

“Langkah-langkah seperti reformasi subsidi energi, penguatan cadangan pangan, diversifikasi konsumsi pangan lokal kemudian peningkatan efisiensi distribusi pangan diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pada mempertahankan daya beli penduduk serta melakukan konfirmasi peningkatan sektor ekonomi yang berkelanjutan,” kata Josua terhadap ANTARA ke Jakarta, Kamis.

Josua menyebutkan terkendalinya pemuaian terindikasi dari data kenaikan harga bulan Oktober-Desember 2024 yang mana masih terjaga dalam pada target sasaran inflasi.

Dengan upaya-upaya pemerintah memperkuat terjaganya inflasi, imbuh Josua, maka pemerintah juga harus menyokong terjaganya daya beli penduduk khususnya rakyat berpenghasilan menengah kemudian rendah.

“Sehingga pada akhirnya konsumsi masyarakat akan dapat solid menopang pertumbuhan kegiatan ekonomi Tanah Air pada tahun ini,” kata Josua yang merupakan Chief Economist PermataBank itu.

Josua merinci, salah satu langkah strategis pemerintah yaitu reformasi subsidi energi. Ia mengingatkan bahwa pemerintah sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap skema subsidi unsur bakar.

Subsidi untuk liquefied petroleum gas (LPG) tak akan diubah, sementara detail mengenai subsidi materi bakar lalu listrik masih pada perhitungan yang tersebut cermat.

Tujuan dari reformasi ini adalah untuk menghurangi beban subsidi yang digunakan mencapai sekitar 16 persen dari pengeluaran anggaran tahun sebelumnya, dengan rencana pengalihan subsidi bermetamorfosis menjadi bantuan tunai secara langsung terhadap keluarga yang digunakan membutuhkan.

“Langkah ini diharapkan dapat menghemat hingga Rp200 triliun melalui penargetan subsidi yang mana tambahan tepat sasaran. Dengan demikian, pemerintah berupaya merawat stabilitas anggaran dan juga melindungi keluarga berpenghasilan rendah dari dampak fluktuasi biaya minyak global,” kata Josua.

Kemudian, kebijakan strategis yang kedua yaitu terkait dengan swasembada pangan. Dalam hal ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus menguatkan stok cadangan pangan pemerintah.

Langkah ini bertujuan untuk menegaskan ketersediaan pangan yang cukup serta stabil, sehingga dapat menekan gejolak tarif yang digunakan memiliki kemungkinan membuat inflasi.

Dengan cadangan pangan yang mana kuat, Josua memandang bahwa pemerintah mempunyai instrumen untuk melakukan intervensi bursa guna melindungi stabilitas tarif pangan.

Ketiga, pemerintah menggalakkan optimalisasi inisiatif stabilisasi pasokan dan juga nilai pangan (SPHP). Dalam hal ini, Bapanas telah lama memaparkan lima unit SPHP Mobile terhadap pemerintah tempat sebagai upaya mempercepat pelaksanaan stabilisasi pangan.

Inisiatif ini, menurut Josua, menunjukkan komitmen pemerintah pada mempertahankan pasokan serta biaya pangan tetap stabil, teristimewa mendekati akhir tahun ketika permintaan cenderung meningkat.

“Dengan adanya SPHP Mobile, distribusi pangan dapat dijalankan tambahan efisien, sehingga menghurangi kemungkinan kenaikan nilai tukar akibat kelangkaan pasokan,” ujar dia.

Keempat, pemerintah menggalakkan konsumsi pangan lokal seperti sorgum melalui pergerakan penganekaragaman pangan. Diversifikasi ini tiada belaka meningkatkan ketahanan pangan nasional tetapi juga menghurangi ketergantungan pada komoditas impor yang tersebut rentan terhadap fluktuasi biaya internasional.

"Dengan demikian, naiknya harga yang dimaksud disebabkan oleh kenaikan nilai pangan impor dapat diminimalisir," ujar Josua.

Kelima, di upaya membantu perubahan Perum Bulog, Bapanas menegaskan komitmennya untuk menguatkan ketahanan pangan Indonesia.

Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi di pengelolaan cadangan pangan dan juga distribusinya, sehingga stabilitas biaya pangan dapat terjaga dengan lebih besar baik.

Selain itu, Bapanas juga sudah ada meluncurkan Portal Satu Angka Pangan untuk mengupayakan kebijakan pengelolaan data pangan yang digunakan akurat kemudian berkualitas.

“Dengan data yang mana terintegrasi lalu akurat, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang mana lebih besar efektif pada mengendalikan kenaikan harga kemudian merawat stabilitas harga jual pangan,” kata Josua.

Artikel ini disadur dari Ekonom: 100 hari Prabowo tunjukkan komitmen dalam pengendalian inflasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *