Ibukota Indonesia – Senior Investment Strategist DBS Bank Joanne Goh memproyeksikan bahwa lingkungan ekonomi modal Indonesi akan menghadapi kesulitan pada paruh pertama tahun ini lantaran peningkatan tarif perdagangan yang digunakan rencananya diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump.
“Bagi Indonesia, kami mengamati akan mengalami kesulitan, teristimewa pada semester pertama, sebab (kebijakan) Trump 2.0,” kata Joanne Goh pada konferensi pers "DBS CIO Insights 1Q25: Game Changers" ke Singapura, yang mana disertai secara daring dari Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa dampak dari rencana kebijakan Trump yang disebutkan sudah ada terlihat sejak akhir 2024 hingga awal 2025.
Hal yang dimaksud tercermin dari penguatan dolar Negeri Paman Sam terhadap rupiah juga peningkatan yield surat berharga pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury.
“Secara komparatif, keadaan yang disebutkan menyebabkan aset (surat berharga) Negara Indonesia berubah menjadi kurang mengejutkan serta kurang diminati,” ujar Joanne.
Namun, ia menuturkan bahwa situasi yang disebutkan akan membaik pada semester kedua nanti dengan berubah-ubah komponen pendorong, diantaranya diversifikasi perekonomian untuk mengatasi dampak kebijakan tarif Trump.
Indonesia juga merupakan salah satu pemasok utama komoditas logam dan juga mineral dunia yang digunakan dapat menjadikannya sebagai pemain kunci di sistem ekologi mobil listrik kemudian komponen elektronik.
Sebagai anggota ASEAN yang digunakan memiliki peluang perekonomian besar tersebut, Joanne menyatakan bahwa Negara Indonesia dapat mengambil keuntungan dari skema kerja identik China Plus One.
Selain itu, ia mengutarakan bahwa Indonesi juga mempunyai total populasi yang dimaksud besar sehingga dapat menjadi komponen positif di memacu konsumsi domestik dan juga peningkatan perekonomian nasional.
“Kami sebenarnya mengawasi bahwa dunia usaha domestik juga saham domestik, salah satunya ke sektor konsumen serta perbankan, dapat tumbuh dengan baik,” imbuhnya.
Menteri Koordinator Sektor Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Negara Indonesia akan datang berupaya mengajukan penurunan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) melalui kerja serupa bilateral antara kedua negara.
Upaya ini dikerjakan sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan tarif impor dalam masa pemerintahan Donald Trump mendatang.
"Kita sedang mengajukan permohonan supaya akan ada kerja identik kegiatan ekonomi secara bilateral, supaya tarifnya kita turunkan," kata Airlangga usai acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin.
Artikel ini disadur dari DBS prediksi pasar modal Indonesia alami kesulitan pada awal 2025