Jakarta – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca data klaim pengangguran Negeri Paman Sam menunjukkan bilangan bulat yang digunakan lebih banyak rendah dibandingkan ekspektasi juga memberi ruang untuk bank sentral Negeri Paman Sam (The Fed) untuk tak diperlukan menurunkan suku bunga terbaru-buru.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,25% dalam hitungan Rp16.295/US$ pada hari ini, Hari Jumat (31/1/2025). Depresiasi ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (30/1/2025) yang tersebut anjlok 0,53%.
Sedangkan secara mingguan, rupiah tampak terdepresiasi 0,77%.
Sementara indeks dolar AS/DXY pada pukul 15:01 Waktu Indonesia Barat naik 0,27% di nomor 108,08. Angka ini lebih banyak tinggi jikalau dibandingkan dengan sikap kemarin yang mana berada pada bilangan 107,79.
Ketidakpastian datang dari Presiden Negeri Paman Sam Donald Trump yang mana mengutarakan bahwa ia kemungkinan akan memutuskan sebelum akhir hari apakah akan menerapkan tarif 25% pada impor minyak dari Meksiko serta Kanada, yang mana akan mulai berlaku pada 1 Februari.
“Kami mungkin saja akan melakukannya, atau kemungkinan besar tidak. Kami kemungkinan akan menghasilkan langkah itu waktu malam ini,” kata Trump untuk wartawan ke Gedung Putih.
Saat tarif impor yang tersebut membesar diberlakukan akan memproduksi pelaku bursa takut akan naiknya harga Negeri Paman Sam yang berat untuk mencapai target The Fed sebesar 2%. Jika hal ini berjalan akan menghasilkan bank sentral memilih menahan suku bunga.
Di sisi lain, klaim pengangguran awal ke Negeri Paman Sam turun sebesar 16.000 dari minggu sebelumnya menjadi 207.000 di periode yang dimaksud berakhir pada 25 Januari, sangat jauh ke bawah perkiraan pangsa sebesar 220.000. Penurunan tajam ini mengejutkan kembali bilangan bulat klaim dari level tertinggi di hampir dua bulan yang mana tercatat minggu lalu, sekaligus menyamai kisaran terendah di beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, klaim lanjutan turun sebesar 42.000 dari level tertinggi pada lebih besar dari tiga tahun yang dimaksud dicapai pada minggu sebelumnya, menjadi 1.858.000 di periode yang mana berakhir pada 18 Januari.
Hasil ini sejalan dengan pernyataan Federal Reserve bahwa pangsa tenaga kerja Negeri Paman Sam telah lama stabil ke tingkat yang tersebut solid, memberikan ruang bagi suku bunga untuk kekal berada pada level yang dimaksud ketat untuk periode yang tersebut lebih tinggi lama.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900
Artikel ini disadur dari Data Tenaga Kerja AS Kuat, Dolar Lanjut Nanjak ke Rp16.295