Jakarta – Tiga indeks acuan lingkungan ekonomi saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak dibuka melemah setelahnya rilis data payroll yang digunakan kuat menciptakan bursa khawatir laju cut rate melambat.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 94,9 poin, atau 0,22%, pada inisiasi berubah menjadi 42540,29. S&P 500 (SPX) melemah 27,9 poin, atau 0,47%, ke sikap 5890,35, sementara Nasdaq Composite (IXIC) merosot 166,6 poin, atau 0,86%, berubah menjadi 19312,261.
Mengutip Reuters, pertumbuhan lapangan kerja Negeri Paman Sam secara tak terduga meningkat pada bulan Desember. sementara tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% lantaran bursa tenaga kerja mengakhiri tahun dengan pondasi yang digunakan kokoh, meningkatkan kekuatan pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga tahun ini.
Departemen Tenaga Kerja mengutarakan di laporan ketenagakerjaan pada hari terakhir pekan waktu malam ini (10/1/2025) melaporkan data penggajian non pertanian atau Non Farm Payroll (NFP) meningkat banyaknya 256.000 pekerjaan bulan sesudah itu setelahnya naik sebanyak-banyaknya 212.000 yang dimaksud direvisi turun pada bulan November. Hasil ini berada ke menghadapi ekspektasi.
Ekonom yang mana disurvei oleh Perusahaan Berita Reuters memperkirakan jumlah keseluruhan pekerjaan akan bertambah sebanyak 160.000 setelahnya sebelumnya dilaporkan melonjak sebanyak 227.000 pada bulan November. Estimasi untuk jumlah keseluruhan pekerjaan pada bulan Desember berkisar antara 120.000 hingga 200.000 tempat yang tersebut bertambah.
Perekrutan melambat setelahnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang digunakan besar pada tahun 2022 juga 2023. Meskipun demikian, ketahanan lingkungan ekonomi tenaga kerja, yang digunakan sebagian besar mencerminkan PHK yang digunakan rendah secara historis, mengupayakan perekonomian dengan menyokong belanja konsumen melalui upah yang tambahan tinggi.
Perekonomian berkembang jarak jauh di menghadapi laju 1,8% yang tersebut dianggap pejabat Fed sebagai laju perkembangan non-inflasi. Namun, perasaan khawatir meningkat bahwa janji Presiden terpilih Donald Trump untuk mengenakan atau meningkatkan tarif impor secara besar-besaran lalu men-deportasi jutaan imigran gelap dapat menggagalkan momentum.
Kekhawatiran yang dimaksud tampak jelas pada notulen rapat kebijakan Fed pada 17-18 Desember yang tersebut diterbitkan pada hari Rabu lali, yang mencatatkan data “sebagian besar partisipan menyatakan bahwa … Komite dapat mengambil pendekatan hati-hati pada mempertimbangkan” pemangkasan lebih besar lanjut.
Pendapatan per jam rata-rata meningkat 0,3% bulan berikutnya setelahnya naik 0,4% pada bulan November . Dalam 12 bulan hingga Desember, upah naik 3,9% pasca naik 4,0% pada bulan November .
Sementara sentimen perusahaan membaik menyusul kemenangan pilpres Trump pada tanggal 5 November pada berada dalam harapan pemotongan pajak serta lingkungan regulasi yang kurang ketat, para ekonom tak memperkirakan adanya lonjakan perekrutan pada waktu dekat.
Tidak ada pula tanda-tanda di survei kegiatan bisnis yang mana menunjukkan bahwa perusahaan berencana untuk menambah total karyawan.
Penurunan bilangan bulat pengangguran terjadi dari 4,2% pada bulan November. eksekutif merevisi data survei rumah tangga yang mana disesuaikan secara musiman, yang digunakan berubah jadi dasar penghitungan tingkat pengangguran, selama lima tahun terakhir.
Melonggarnya keadaan pangsa tenaga kerja telah dilakukan ditegaskan oleh peningkatan yang digunakan stabil pada jumlah keseluruhan khalayak yang tersebut kehilangan pekerjaan secara permanen, juga durasi rata-rata pengangguran sejak September hingga mendekati level tertinggi tiga tahun yaitu 10,5 minggu pada bulan November.
Hal ini konsistensi dengan Survei Pembukaan Pekerjaan dan juga Perputaran Tenaga Kerja , yang menunjukkan tingkat perekrutan turun kembali ke tingkat yang mana terlihat pada awal pandemi COVID-19.
Adapun , bulan lalu, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin lagi ke kisaran 4,25%-4,50%, sehingga total pengurangan sejak dimulainya siklus pelonggaran pada bulan September berubah menjadi 100 basis poin.
Namun, bank sentral cuma memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga sebesar seperempat poin tahun ini dibandingkan dengan empat kali penurunan yang mana telah lama diramalkan pada bulan September, dengan mengakui ketahanan ekonomi serta pemuaian yang digunakan masih tinggi. Suku bunga kebijakan dinaikkan sebesar 5,25 poin persentase pada tahun 2022 kemudian 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Pekan Lalu Merana, Bursa Wall Street Hari Hal ini Kompak Rebound!
Artikel ini disadur dari Data Payroll AS Ketat, Wall Street Dibuka Loyo!