Berita  

Daftar 10 Raja Properti Terkaya pada Tanah Air

Daftar 10 Raja Properti Terkaya pada Tanah Air

Daftar Isi
  • 1. Keluarga Widjaja
  • 2. Mochtar Riady
  • 3. Keluarga Ciputra
  • 4. Alexander Tedja
  • 5. Trihatma Kusuma Haliman
  • 6. Osbert Lyman
  • 7. Soetjipto Nagaria
  • 8. Harjanto Tirtohadiguno
  • 9. Sugianto Kusuma
  • 10. Husodo Angkosubroto

Jakarta – Keputusan Bank Tanah Air (BI) memangkas BI Rate berubah menjadi 5,75% sudah menggerakkan pergerakan saham-saham emiten properti. Dengan adanya penurunan suku bunga, diharapkan jadi berubah jadi pemicu permintaan yang mana akan semakin sejumlah pada 2025. Terlebih lagi insentif pajak beli properti diperpanjang.

Hal ini juga telah ditunjukkan pada beberapa pergerakan tarif saham properti yang dimaksud telah menunjukkan kenaikan. Di Negara Indonesia sendiri, ada banyak pelaku bisnis “raja properti.”

Kesuksesan mereka itu pada sektor properti sampai memproduksi mereka masuk ke daftar pemukim terkaya se-Indonesia. Lantas, siapa belaka penguasaha properti terkaya di RI?

1. Keluarga Widjaja

Eka Tjipta Widjaja adalah pendiri Grup Sinar Mas, yang mana salah satu anak usahanya adalah Sinarmas Land. Sinarmas sendiri merupakan perusahaan yang dimaksud berpindah ke bermacam sektor, seperti kertas, agribisnis, makanan, jasa keuangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur, pengembang dan juga real estat.

Dikutip dari Forbes, Keluarga Widjaja menduduki peringkat nomor 4 khalayak terkaya ke Negara Indonesia tahun 2024. Harta keluarga Widjaja tercatat mencapai US$ 18,9 miliar atau sekitar Rp308,66 triliun per akhir tahun lalu.

Eka sendiri sudah pernah meninggal pada Januari 2019 lalu mewarisi bisnisnya ke anak-anaknya. Putranya, Muktar Widjaja bermetamorfosis menjadi Executive Director serta direktur utama dari Sinarmas Land.

Sinarmas Land menggarap lini perusahaan properti Grup Sinar Mas. Perusahaan ini merupakan pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) dalam Daerah Perkotaan Tangerang Selatan. Selain di dalam BSD, perusahaan ini juga mengembangkan beragam proyek properti di area lain seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Depok, Bekasi, Batam, Balikpapan, hingga ke China.

2. Mochtar Riady

Mochtar Riady merupakan pendiri dari Grup Lippo. Perusahaannya dikenal telah lama berhasil melakukan usaha terintegrasi yaitu diversifikasi berbentuk hunian, kota mandiri, apartemen, hotel, rumah sakit, mall bahkan hingga kawasan industri.

Dua perusahaan besar ke bidang properti yang berada di dalam bawah Grup Lippo adalah PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan juga PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK). Sesuai namanya, kedua perusahaan yang dimaksud berawal dari pengembangan kawasan ke Cikarang lalu Karawaci.

Proyek properti paling besar yang dimaksud pada waktu ini digarap Grup Lippo adalah Daerah Perkotaan Baru Meikarta yang dimaksud berada di dalam Bekasi. Proyek ini digarap oleh anak perusahaan LKPR, yakni PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).

Lahir di Jawa Timur, Mochtar Riady membuka toko sepeda gowes pada usia 22 tahun lalu memulai pembangunan karir perbankan yang tersebut sukses hingga krisis keuangan Asia 1997. Saat ini minat grup Lippo meliputi real estat, ritel, perawatan kesehatan, media, kemudian pendidikan.

Berkat usaha yang tersebut dimilikinya, saat ini Mochtar Riady & keluarga menempati tempat ke-25 di daftar 50 khalayak terkaya Indonesi versi Forbes tahun 2024 dengan total kekayaan mencapai US$ 2,25 miliar atau sekitar Simbol Rupiah 36,73 triliun.

3. Keluarga Ciputra

Ciputra adalah pendiri juga ketua PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). Ciputra atau Tjie Tjin Hoan, yang mana berasal dari Parigi, memulai usaha propertinya benar-benar dari nol.

Ia merantau ke Jawa untuk berkuliah di dalam Jurusan Arsitek ITB, Bandung. Usai mendapatkan peringkat insinyur, ia memulai peruntungannya di dalam kegiatan bisnis properti dengan menggarap Pusat Perbelanjaan Senen ke DKI Jakarta Pusat. Tahun 1961, ia berjuang meyakinkan Pengelola DKI DKI Jakarta pada waktu itu, Soemarno, agar Pasar Senen yang dimaksud pada waktu itu sangat dikumuh dipermak berubah menjadi pusat perbelanjaan modern.

Beberapa perusahaan properti besutan Ciputra antara lain PT Pembangunan Jaya Tbk., Metropolitan Group, dan juga Ciputra Group. Proyek-proyek Ciputra sendiri tersebar di berbagai kota-kota besar dalam Indonesia.

Ciputra meninggal dalam Singapura pada 27 November 2019. Estafet bidang usaha properti Ciputra sekarang diwariskan untuk anak-anaknya.

Saat ini, keluarga Ciputra masuk di jajaran penduduk kaya ke-32 pada Nusantara tahun 2024 dengan kekayaan mencapai US$1,7 miliar atau setara Rp27,75 triliun.

4. Alexander Tedja

Alexander Tedja dikenal sebagai raja properti kemudian pusat belanja dari Surabaya dengan grup perusahaan pada bawah bendera Pakuwon Group. Bahkan, dirinya kerap disebut sebagai konglomerat Raja Mal pada Indonesia.

Grup Pakuwon adalah pemilik dari Mal Pakuwon, pusat perbelanjaan terbesar pada Tanah Air ketika ini dengan luas lantai 180.000 meter persegi. Selain itu, Pakuwon adalah pemilik mall terbesar kedua di Indonesia, yakni Tunjungan Plaza, yang tersebut juga berada di Pusat Kota Surabaya.

Pada tahun 2022 lalu, Alexander sempat masuk ke daftar The Real Time Billionaires yang digunakan dirilis oleh Forbes, dengan kekayaan US$1,2 miliar atau setara Mata Uang Rupiah 17,5 triliun (dengan kurs Mata Uang Rupiah 14.615).

5. Trihatma Kusuma Haliman

Trihatma Kusuma Haliman adalah individu arsitek yang meneruskan kegiatan bisnis Agung Podomoro Land yang digunakan didirikan ayahnya, Anton Haliman yang digunakan meninggal pada tahun 1999. Agung Podomoro dikenal sebagai developer properti terbesar dalam Indonesia.

Sejak Trihatma bergabung pada tahun 1973, Agung Podomoro Land mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dirinya pun mampu mengembangkan hotel, apartemen hingga resor.

Total kekayaan yang digunakan dimilikinya menyentuh nomor Rp6,98 triliun. Bahkan, ia pernah membeli proyek apartemen dalam Le Nouvel Ardmore, Singapura sebesar Rp207 miliar.

6. Osbert Lyman

Osbert Lyman merupakan bos dari Lyman Grup yang digunakan bergerak pada bidang industri real estate, kelapa sawit, serta kayu. Di Jakarta, grup memiliki saham di bangunan kantor Wisma 46 (dijuluki kompleks Fountain Pen) kemudian hotel Shangri-La.

Pada 2021, Lyman berubah jadi penduduk terkaya dalam Indonesia ke-49 versi majalah Forbes. Kekayaan Lyman mencapai US$800 juta. Sayangnya tahun 2022 Osbert sudah ada tidaklah lagi masuk pada jajaran 50 warga terkaya di dalam Indonesia versi majalah Forbes.

7. Soetjipto Nagaria

Soetjipto Nagaria adalah orang pengusaha perusahaan properti yang tersebut mendirikan kemudian mengembangkan Group Summarecon Agung. Saat ini, beliau menjabat sebagai Chairman di group Summarecon Agung, yang dimaksud merupakan salah satu perusahan properti besar pada Indonesia.

Melansir Forbes, crazh rich Tanah Air pertama yang digunakan masuk di daftar adalah Soetjipto Nagaria. otal kekayaannya mencapai US$400 jt atau sekitar Rp6 triliun. Namun tahun 2022 nama Soetjipto Nagaria tidaklah kembali masuk ke di pemukim terkaya dalam Indonesi versi majalah Forbes.

8. Harjanto Tirtohadiguno

Harjanto Tirtohadiguno alias The Ning King, merupakan salah satu konglomerat dalam Tanah Air dengan mendirikan perusahaan pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) yang dimaksud sudah ada berdiri sejak 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal.

Perusahaan yang dimaksud berfokus pada pengembangan dan juga pengelolaan perumahan, area komersial, hingga area hiburan kemudian rekreasi. Bahkan pada 1994 Haryanto berhasil mengedarkan 1.100 hunian di waktu 2 minggu. Tak semata-mata itu saja, Alam Sutera Realty juga mengembangkan proyek Serpong dengan luas 800 hektar kemudian proyek Suvarna Sutra yang digunakan terletak di dalam Wilayah Tangerang seluas 2.600 hektar.

Meski PT Alam Sutera Realty Tbk. merupakan perusahaan keluarga, pihak lain pernah mengakuisisi perusahaan ini sehingga berganti nama berubah jadi PT Alfa Goldland Realty. Haryanto sesudah itu membeli lagi saham perusahaan yang dimaksud lalu memulihkan namanya seperti semula.

9. Sugianto Kusuma

Sugianto Kusuma alias Aguan adalah pendiri kemudian pemilik Agung Sedayu Group, salah satu konglomerasi properti terbesar ke Indonesia. Dia miliki nama asli Guo Zaiyuan yang kemudian berubah bermetamorfosis menjadi Sugianto Kusuma atau Aguan (ejaan lain: A Guan).

Aguan mulai merancang bisnisnya sendiri pada 1971 yang dimaksud jadi cikal akan Agung Sedayu Group. Saat memulai bisnis, Aguan cukup beruntung akibat iklim kebijakan pemerintah dan juga sektor ekonomi Orde Baru sangat bagus. Alhasil, bisnisnya pun berprogres pesat. Hanya di kurun 10 tahun, berubah-ubah proyek proses pembuatan pun dikerjakannya pasca menggarap proyek pertama, yakni Harco Mangga Dua.

Saat berupaya menggarap properti lain beliau berkenalan dengan Tommy Winata (TW), pelaku bisnis Tionghoa lainnya yang tersebut melakukan aksi pada sektor perbankan juga properti. ‘Duet maut’ ini melahirkan kawasan real estate besar seperti Pantai Indah Kapuk (PIK), Kelapa Gading, bahkan kawasan gedung perkantoran elite, yakni SCBD Sudirman.

Belakangan, kegiatan bisnis properti Agung Sedayu Group pun semakin besar. Dalam laman resmi perusahaan, tercatat ada 57 properti Aguan di bawah bendera Agung Sedayu yang digunakan tersebar pada Jabodetabek.

Tak diketahui pasti berapa kekayaannya. Namun, apabila mengawasi pada banyaknya properti tersebar ke Jabodetabek yang digunakan dikenal dengan nilai fantastis, sudah ada pasti kekayaan Aguan juga melimpah.

10. Husodo Angkosubroto

Husodo Angkosubroto merupakan pemilik Gunung Sewu Group (GSK). Ia bersatu saudara kandung lainnya mewarisi perusahaan yang dimaksud dari sang ayah, Go Soei Kie alias Dasuki Angkosubroto, pendiri grup tersebut, yang tutup usia pada 2009.

Gunung Sewu berdiri sebagai penjual komoditas pada tahun 1953, kemudian kemudian mengembangkannya ke bidang properti dan juga pertanian. Keterlibatan Husodo pada Gunung Sewu sudah ada sejak lama. Bahkan, Husodo miliki andil pada membesarkan Grup Gunung Sewu sejak 1977.

Di bawah kepemimpinannya, Gunung Sewu telah dilakukan mengalami perkembangan berubah menjadi salah satu grup industri terdiversifikasi utama ke Indonesia. Organisasi itu sekarang ini beroperasi di bidang makanan, asuransi, properti, manufaktur, serta usaha baru lainnya mengklaim memiliki total tenaga kerja profesional sekitar 30.000 orang.

Husodo kemudian keluarga menempati sikap ke-43 daftar penduduk terkaya pada Indonesi tahun 2024 versi Forbes. Kekayaan mereka diperkirakan mencapai US$1,28 miliar atau sebesar Rp20,88 triliun.

Next Article Jejak Hashim Djojohadikusumo, Pengusaha Besar Adik Prabowo

Artikel ini disadur dari Daftar 10 Raja Properti Terkaya di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *