Kami proyeksikan pasca kuartal I kemarin realisasi pertumbuhan kegiatan ekonomi dalam 5,11 persen, di dalam kuartal kedua tahun ini kami prediksikan hanya sekali 4,9 sampai 5 persen, jadi ada perlambatan
Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksikan pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia dalam kuartal II-2024 juga untuk keseluruhan tahun 2024 tiap-tiap sebesar 4,9 persen sampai 5 persen.
"Kami proyeksikan pasca kuartal I kemarin realisasi perkembangan ekonomi dalam 5,11 persen, dalam kuartal kedua tahun ini kami prediksikan hanya saja 4,9 sampai 5 persen, jadi ada perlambatan," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesi Mohammad Faisal di CORE Midyear Economic Review 2024: Mitigasi Risiko Kondisi Keuangan Jelang Pemerintahan Baru ke Jakarta, Selasa.
Faisal menuturkan ada enam risiko perekonomian di tataran global serta juga berpengaruh terhadap perdagangan luar negeri di Indonesia lalu konsumsi domestik, yakni pelemahan permintaan lalu oversupply dalam China, penurunan kinerja kegiatan ekonomi AS, serta penguatan tarif energi juga ancaman inflasi.
Selanjutnya, ada risiko terkait pertumbuhan ekspor yang tersebut sangat lambat, lonjakan impor juga pelebaran defisit dengan China, juga pelemahan konsumsi domestik.
Adapun proyeksi per komponen pada pertumbuhan Sistem Domestik Bruto (PDB) RI yang disebutkan meliputi konsumsi rumah tangga yang diprediksi akan bertambah pada 4,8 persen hingga 4,9 persen, konsumsi LNPRT (Lembaga Non Profit yang digunakan melayani Rumah Tangga) 18,4 persen sampai 20,2 persen, konsumsi pemerintah 6,4 persen hingga 7,9 persen, PMTB (pembentukan modal terus bruto) 4,6 persen hingga 4,6 persen, ekspor 1,9 persen, dan juga impor 1,8 persen.
"Perlambatannya teristimewa disebabkan pada perlambatan di dalam konsumsi rumah tangga yang dimaksud menyumbang paling besar tentu cuma terhadap Ekonomi Nasional kita," ujarnya.
Sementara itu, ia menyoroti target pemerintahan yang dimaksud baru dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto periode 2025-2029 bahwa peningkatan ekonomi RI mampu mencapai 8 persen.
Target yang disebutkan lebih banyak membesar dibandingkan target pertumbuhan perekonomian yang digunakan ditargetkan di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang mana sekarang pada pembahasan dalam DPR.
Di pada RPJPN itu, target perkembangan dunia usaha sebesar 6,5 persen sampai dengan 7 persen per tahun. Sedangkan, prediksi CORE Tanah Air untuk peningkatan perekonomian RI 2024 berada di kisaran 4,9 persen sampai 5 persen.
"Jadi belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terakhir daripada pemerintahan Jokowi lalu ini diperlukan diantisipasi risiko ini sebab akan sangat kemungkinan besar kalau tiada ada terobosan di hal strategi kebijakan kegiatan ekonomi maka akan meleset lagi pertumbuhan ekonominya," ujar Faisal.
Meskipun pemuaian pangan ketika ini perlahan mereda setelahnya kenaikan harga pangan yang meningkat khususnya pada masa El Nino, namun, mendekati pemerintahan yang digunakan baru, ada prospek kenaikan harga harga-harga yang diatur oleh pemerintah, khususnya harga jual energi.
"Karena kalau kita mengamati biaya minyak juga lebih banyak sedikit mengalami peningkatan apalagi kalau ditambah dari keterbatasan dari sisi fiskal, ruang fiskal yang digunakan mana berbagai program-program yang mana harus dibiayai mendekati pemerintahan yang dimaksud baru salah satunya adalah makan siang gratis," tuturnya.
Artikel ini disadur dari CORE proyeksikan pertumbuhan ekonomi RI 2024 berkisar 4,9-5 persen