Ibukota Indonesia – Direktur Kondisi Keuangan Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan sektor pembayaran digital dalam Nusantara terus menunjukkan tren pertumbuhan yang digunakan signifikan.
Pada 2025, nilai operasi pembayaran digital diproyeksikan mencapai Rp2.908,59 triliun, meningkat tajam dari Rp2.491,68 triliun pada 2024, atau sekitar 16,73 persen.
“Dalam perhitungan pinjaman daring, penyaluran pembiayaan pinjaman daring di Negara Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat pada beberapa tahun terakhir. Pada 2021, nilai operasi pembiayaan tercatat sebesar Rp153,35 triliun, naik signifikan dari Rp74,41 triliun pada 2020,” kata Huda pada Jakarta, Kamis.
Menurut dia, peningkatan ini didorong oleh adopsi teknologi finansial kemudian keinginan pembiayaan yang tinggi selama pandemi COVID-19.
Namun, proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan yang digunakan lebih besar meningkat signifikan, dengan Lending Book diperkirakan mencapai Rp365,70 triliun pada 2025.
Peneliti ekonomi digital Celios Rani Septya menambahkan peningkatan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin besar terhadap layanan pinjaman digital yang digunakan diperkuat oleh penetrasi teknologi, regulasi yang dimaksud mendukung, dan juga kolaborasi antara lembaga keuangan tradisional lalu jaringan fintech.
Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan seperti prospek risiko kredit lalu ketergantungan pada teknologi diperlukan diselesaikan untuk memverifikasi keberlanjutan kemudian stabilitas sektor pembiayaan digital di masa depan.
Di sisi lain, penyaluran pinjaman masih belum tersebar secara merata. Hingga Juli 2024, penyaluran pinjaman di dalam luar Pulau Jawa baru mencapai Rp188,45 triliun, berjauhan tertinggal dibandingkan Pulau Jawa yang dimaksud mencapai Rp737,31 triliun.
“Ketimpangan ini disebabkan oleh infrastruktur digital yang digunakan belum merata, rendahnya literasi keuangan serta digital dalam luar Jawa, juga terbatasnya akses rakyat terhadap informasi juga edukasi terkait fintech. Selain itu, tingkat urbanisasi, gaya hidup yang tersebut lebih besar konsumtif, serta kemudahan akses internet dalam Pulau Jawa turut memperbesar kesenjangan pada penyaluran pinjaman daring,” kata dia.
Artikel ini disadur dari Celios: Sektor pembayaran digital RI tumbuh signifikan