Ibukota – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesi (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan bank telah lama menyetor dividen kemudian pajak senilai Rp98,4 triliun untuk negara di kurun waktu tiga tahun terakhir.
Jumlah itu masih akan meningkat seiring dengan pelunasan dividen usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang mana dijadwalkan berlangsung pada Maret 2025.
“Termasuk ke tanggal 16 kemarin kami telah menyicil bayar dividen pengganti porsi negara Rp10,8 triliun. Ini adalah baru uang muka, nanti masih ada pelunasannya setelahnya RUPS,” kata Sunarso pada BRI Microfinance Outlook 2025 di dalam Tangerang, Banten, Kamis.
Sebelumnya, BRI membagikan dividen temporer terhadap para pemegang saham sebesar Rp135 per lembar saham dengan total nilai mencapai Rp20,33 triliun.
Dalam bangunan kepemilikan saham BRI, negara menguasai 53,19 persen saham atau setara dengan 80,61 miliar lembar saham perseroan. Sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat dengan porsi sebesar 46,81 persen atau setara dengan 70,95 miliar lembar saham.
Dari total dividen temporer Rp20,33 triliun, maka negara menerima Rp10,88 triliun juga pemegang saham masyarakat mendapatkan Rp9,45 triliun.
Menurut perseroan, pembagian dividen ini bukanlah belaka memberikan kegunaan secara langsung bagi negara sebagai pemegang saham mayoritas melainkan juga khasiat bagi komunitas umum yang mana berubah jadi pemegang saham ritel.
Perseroan menyebutkan jumlah agregat pemegang saham BBRI merupakan yang terbanyak di Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) dengan jumlah agregat mencapai 653.251 pemegang saham per Desember 2024.
Sunarso menambahkan bahwa pertimbangan pembagian dividen sementara ini juga menunjukkan keberhasilan BRI pada menyimpan kinerja keuangan, yang didukung oleh modal yang kuat juga likuiditas memadai.
Menurut catatan perseroan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) kemudian pengelolaan likuiditas internal menunjukkan kinerja baik. CAR BRI per September 2024 mencapai sebesar 26,76 persen dan juga loan deposit ratio (LDR) bank yang tersebut terjaga di level 89,18 persen.
“Dengan likuiditas yang mana memadai kemudian permodalan yang kuat tersebut, BRI masih mempunyai ruang yang cukup untuk berkembang lebih besar baik,” kata Sunarso.
Artikel ini disadur dari BRI setor dividen dan pajak Rp98,4 triliun ke negara dalam tiga tahun