Jakarta – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil naik dengan cepat lebih lanjut dari 1% pada perdagangan pertemuan I Selasa (19/11/2024), dalam sedang wait and see lingkungan ekonomi menanti hasil Rapat Dewan Pengelola Bank Negara Indonesia (RDG BI) yang mana telah dimulai pada hari ini.
Per pukul 10:10 WIB, IHSG berhasil melonjak 1,03% ke tempat 7.207,55. IHSG kembali ke level psikologis 7.200 pada sesi I hari ini.
Nilai proses indeks pada pertemuan I hari ini sudah ada mencapai sekitar Rupiah 3,3 triliun dengan jumlah kegiatan mencapai 7,8 miliar lembar saham serta telah ditransaksikan sebanyak 451.406 kali.
IHSG berhasil bangkit lalu naik dengan cepat lebih besar dari 1%, setelahnya empat hari beruntun merana serta bertahan di level psikologis 7.100.
Melesatnya IHSG pada pembukaan I hari ini muncul dalam sedang wait and see penanam modal menanti langkah suku bunga terbaru dari bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) lalu Bank Tanah Air (BI) pada Rabu besok.
Rapat Dewan Pengurus (RDG) BI akan mulai hari ini hingga Rabu besok. Salah satu hal yang tersebut ditunggu pelaku lingkungan ekonomi adalah persoalan langkah suku bunga BI (BI rate) periode November 2024.
Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya pada level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, serta suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
“Keputusan ini tegas dengan arah kebijakan moneter untuk melakukan konfirmasi masih terkendalinya pemuaian pada sasaran 2,5% pada 2024 kemudian 2025,” jelas Kepala daerah BI Perry Warjiyo pada konferensi pers usai Rapat Dewan Pemuka di dalam kantornya, Rabu (16/10/2024).
Kebijakan yang dimaksud ditujukan juga untuk menggalang perkembangan dunia usaha juga menyimpan stabilitas nilai tukar rupiah.
“Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah akibat meningkatnya ketidakpastian para keuangan global,” ujarnya.
Selain BI, bursa juga menanti kebijakan suku bunga terbaru PBoC, di mana bank sentral Negeri Panda yang disebutkan juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya besok.
China lewat Loan Prime Rate (LPR) tenor satu juga lima tahun diperkirakan pangsa masih akan menahan suku bunganya tiap-tiap sebesar 3,1% lalu 3,6% setelahnya sebelumnya memangkas suku bunganya dari 3,35% serta 3,85%.
Untuk diketahui, LPR satu tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan juga sebagian besar pinjaman rumah tangga dalam China, sementara LPR lima tahun digunakan sebagai acuan untuk suku bunga hipotek.
Langkah ini sudah ada diperkirakan. Sebelumnya, Pemimpin wilayah PBoC, Pan Gongsheng, sudah pernah mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan pinjaman akan dipangkas 20 hingga 25 basis poin (bps).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article Usai Libur Panjang IHSG Dibuka Galau, Bakal Merana atau Bangkit?
Artikel ini disadur dari Breaking! Pasar Nantikan Hasil Rapat BI, IHSG Melesat 1% Lebih