Berita  

Breaking: IHSG Makin Merana, Ambruk 2% Lebih serta Balik Ke 6.900-an

Breaking: IHSG Makin Merana, Ambruk 2% Lebih dan juga Balik Ke 6.900-an

Jakarta – Ukuran Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau makin merana hingga telah ambruk lebih tinggi dari 2% pada perdagangan sesi I Kamis (19/12/2024), dalam mana ambruknya IHSG berjalan setelahnya bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali memangkas suku bunga acuannya.

Per pukul 09:24 WIB, IHSG telah ambruk 2,13% ke sikap 6.956,31. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.900, pada mana terakhir kali IHSG menyentuh level ini pada perdagangan 27 Juni 2024.

Nilai kegiatan indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rupiah 2,9 triliun dengan melibatkan 4,1 miliar saham yang digunakan berpindah tangan sejumlah 247.791 kali.

IHSG ambles setelah bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) kembali memangkas suku bunga acuannya.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fedmemangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi di balik pemangkasan, bank sentral Amerika Serikat yang disebutkan mengisyaratkan akan tambahan hati-hati.

The Fed menunjukkan bahwa dia kemungkinan besar cuma akan menurunkan dua kali lagi pada 2025. Ekspektasi yang disebutkan tercermin dari dot plot terbaru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi kemudian pandangan suku bunga masa depan dari tiap-tiap anggota Federal Open Market Committee (FOMC).

Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang digunakan diekspektasikan pada 2025 ini hanya sekali setengah dari target komite di mana plot yang dimaksud terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025.

“Dengan langkah hari ini, kami telah lama menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, lalu stance kebijakan kami sekarang berjauhan lebih banyak longgar. Oleh oleh sebab itu itu, kami bisa saja lebih banyak berhati-hati pada waktu mempertimbangkan penyesuaian lebih banyak lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell ke konferensi pers usai rapat.

IHSG juga ambles setelahnya Bank Tanah Air (BI) kembali menahan suku bunga acuannya kemarin. Dewan Pemuka Bank Negara Indonesia (RDG BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di dalam level 6% per November 2024. Keputusan ini pada luar ekspektasi yang memproyeksikan BI Rate akan turun.

Ditahannya kembali suku bunga acuan BI terjadi ke sedang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Rapat Dewan Pengurus (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%,” kata Pemimpin wilayah BI Perry Warjiyo di konferensi pers, Rabu (18/12/2024).

Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, juga suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Sebelumnya, konsensusCNBC Indonesiayang dihimpun dari 15 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%.

Sedangkan sebagian lembaga lainnya atau sejumlah enam institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya pada level 6%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengemukakan langkah mempertahankan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk meyakinkan tetap terkendalinya naiknya harga dengan sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 serta 2025 juga menyokong perkembangan yang mana berkelanjutan.

“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk meningkatkan kekuatan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat juga eskalasi ketegangan geopolitik dalam beraneka wilayah,” ucapannya di paparan hasil RDG BI, Rabu (18/12/2024).

Di sisi lain, Perrymenegaskan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka, kendati bank sentral lebih besar hati-hati mengingat dampak ketidakpastian global terhadap nilai tukar rupiah.

Perry mengungkapkan fokus utama bank sentral ketika ini mengarah ke stabilitas nilai tukar. Hal ini ditenggarai oleh adanya pembaharuan di dalam tataran global, ke antaranya rencana kebijakan perdagangan presiden terpilih Negeri Paman Sam Donald Trump, kenaikan imbal hasil US Treasury juga tren kenaikan pemuaian global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Usai Anjlok Kemarin, IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.137

Artikel ini disadur dari Breaking: IHSG Makin Merana, Ambruk 2% Lebih dan Balik Ke 6.900-an

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *