DKI Jakarta – Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan di dalam Jakarta, Rabu, bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan semakin kecil, berdasarkan Survei Sosial Perekonomian Nasional (Susenas) periode September 2024.
Ia menuturkan bahwa hal yang disebutkan terlihat dari penurunan Ukuran Kedalaman Kemiskinan (P1) yang mana merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran per individu penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan.
Sementara Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum keperluan makanan kemudian bukanlah makanan yang mana harus dipenuhi agar seseorang tidak ada dikategorikan miskin, sehingga nilai yang disebutkan menjadi dasar penentuan status kemiskinan penduduk.
Ia mengemukakan bahwa Ukuran Kedalaman Kemiskinan nasional pada September 2024 tercatat sebesar 1,364, atau turun dibandingkan Maret 2024 yang dimaksud sebesar 1,461.
“Ini menunjukkan bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil,” kata Amalia Adininggar Widyasanti.
Jika dibandingkan berdasarkan daerah, ia menuturkan bahwa nilai Skala Kedalaman Kemiskinan pedesaan lebih banyak tinggi daripada perkotaan.
Pada September 2024, nilai Angka Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan sebesar 0,981, sedangkan dalam pedesaan mencapai 1,918.
Selain nilai kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan, Susenas periode September 2024 juga mengungkapkan pandangan mengenai penyebaran pengeluaran pada antara penduduk miskin melalui Angka Keparahan Kemiskinan (P2).
Sama seperti Ukuran Kedalaman Kemiskinan, Amalia menyatakan bahwa Skala Keparahan Kemiskinan nasional juga menurunkan bermetamorfosis menjadi 0,322 pada September 2024 dari sebelumnya sebesar 0,347 pada Maret 2024.
“Penurunan ini menunjukkan bahwa distribusi pengeluaran ke antara penduduk miskin semakin merata,” ujarnya.
Berdasarkan wilayah, ia menyampaikan bahwa nilai Ukuran Keparahan Kemiskinan pada perkotaan sebesar 0,215 sedangkan di dalam perdesaan lebih lanjut tinggi, yaitu mencapai 0,476 pada September 2024.
“Jika dibandingkan Maret 2024, Ukuran Kedalaman Kemiskinan lalu Angka Keparahan Kemiskinan pada September 2024 di dalam perkotaan turun lebih lanjut cepat dibandingkan dalam pedesaan,” imbuhnya.
Garis Kemiskinan nasional pada September 2024 tercatat sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Angka yang dimaksud naik 2,11 persen dari Maret 2024 yang dimaksud tercatat sebesar Rp582.932 per kapita per bulan.
Sementara dilihat secara kewilayahan, Garis Kemiskinan perkotaan mencapai Rp615.763 per kapita per bulan, tambahan tinggi dari Garis Kemiskinan pedesaan yang dimaksud tercatat sebesar Rp566.655 per kapita per bulan.
Artikel ini disadur dari BPS: Kesenjangan pengeluaran terhadap Garis Kemiskinan semakin kecil