Denpasar – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali di Denpasar, Senin, mengungkapkan turunnya konsumsi lembaga non profit yang dimaksud melayani rumah tangga (LNPRT) pada Triwulan II 2024 disebabkan oleh jeda antara pemilihan 2024 kemudian pemilihan gubernur Serentak 2024.
Statistisi Ahli Madya BPS Bali Kadek Muriadi Wirawan menyampaikan secara kuartal ke kuartal pada April-Juni atau kuartal kedua ini peningkatan dunia usaha Bali menurut pengeluarannya cuma turun ke konsumsi LNPRT sebesar 35,50 persen.
“Seluruh komponen berkembang kecuali pengeluaran konsumsi LNPRT, ini tentu berkaitan dengan meleganya pilpres lantaran LNPRT berkaitan erat dengan aktivitas lembaga non profit yang pada perhelatan kemarin jadi penunjang utama pilpres,” kata dia.
Dari enam komponen pengeluaran, konsumsi LNPRT ada di kerangka PDRB terendah dengan 1,55 persen sementara tertinggi pengeluaran pada konsumsi rumah tangga 52,14 persen.
Kadek Muriadi mengawasi walau terbentuk kontraksi yang digunakan dalam, umumnya pengeluaran ini akan meningkat lagi ke Triwulan III 2024 sebab perhelatan Pemilihan Kepala Daerah Serentak berlangsung.
“Karena ini berlanjut dari pemilihan umum presiden dilanjut pilkada jadi memang benar secara tren terlihat melambat tapi kemungkinan besar nanti puncaknya kembali naik jelang aktivitas utama pilkada bulan November berarti sekitar triwulan ketiga atau keempat,” ucapnya.
Menurut dia, ini adalah kondisi umum yang rutin terlihat pada waktu hajatan lima tahunan, namun pengeluaran ketika Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 diperkirakan tak sebesar pemilihan raya 2024 Februari lalu.
“Dari aktivitasnya jelas pilpres skalanya tambahan besar daripada pilkada apalagi kalau pilpres aktivitas pesertanya lintas provinsi, nah pilkada level daerah, dari sana masih lebih lanjut besar dampak pilpres, tapi kekal harus menanti data keluar,” ujarnya.
Konsekuensi pemilihan umum terhadap peningkatan ekonomi Bali menurut pengeluarannya sangat terasa, BPS Bali mencatat secara kumulatif Januari-Juni pertumbuhannya mencapai 44,87 persen sebab pada kuartal pertama berlangsung pemilu.
Sedangkan untuk triwulan II 2024 hanya jika dibandingkan dengan triwulan II 2023 bertambah 10,67 persen atau melambat, sebab jeda yang dimaksud diiringi beberapa aktivitas kampanye menuju pilkada.
Artikel ini disadur dari BPS Bali: Pengeluaran konsumsi LNPRT turun sebab jeda pemilu