Hal ini memungkinkan auditor memberikan rekomendasi yang dimaksud lebih lanjut akurat dan juga dapat ditindaklanjuti pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Jakarta – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meninjau pemanfaatan big data juga data science penting pada menangani permasalahan kesegaran global seperti stunting.
“Stunting merupakan permasalahan keseimbangan warga penting yang mempunyai berubah-ubah factor yang tersebut mempengaruhi tingkat keparahannya, satu di antaranya gizi, akses layanan kesehatan, status sosial ekonomi, lalu keadaan lingkungan. Kompleksitas keragaman serta interkonektivitas faktor-faktor tersebut, memproduksi BPK menerapkan pendekatan data science untuk mengatasi hambatan ini secara efektif,” ujar Wakil Ketua BPK Hendra Susanto di pengaktifan diklat internasional Big Informasi Analytics: Implementing Informasi Science with a Case Study on Stunting, yang tersebut diselenggarakan oleh Badan Pendidikan serta Pendidikan Pemeriksaan Keuangan Negara (Badiklat PKN) BPK, dikutipkan dari pernyataan resmi, Jakarta, Selasa.
Karena itu, pihaknya mengadakan pelatihan yang dimaksud dengan tujuan meningkatkan kapasitas kontestan di menggunakan big data analysis dan juga data science untuk memahami dan juga mengatasi kesulitan stunting secara efektif.
Latihan berlangsung sepanjang 22-26 Juli 2024 pada Bali, yang dimaksud dihadiri oleh 27 partisipan dari 12 negara, yaitu Indonesia, Mauritius, Oman, Rumania, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Tanzania, Timor Leste, Thailand, Uganda, juga Vietnam.
Selama lima hari pelatihan, kontestan akan datang mempelajari beragam topik mulai dari dasar-dasar big data analytics, implementasi data science, hingga studi persoalan hukum khusus mengenai pemeriksaan acara stunting di Indonesia. Selain sesi teori, partisipan juga akan mengikuti pembukaan praktik yang dipandu oleh para ahli di dalam bidang masing-masing.
Hendra mengharapkan pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi upaya global pada mengempiskan nomor stunting.
"Kami berharap para partisipan dapat menerapkan ilmu lalu pengalaman yang tersebut diperoleh dari pelatihan ini dalam negara masing-masing. Dengan memanfaatkan big data analytics, kita dapat memperoleh wawasan yang mana lebih besar mendalam tentang akar penyebab, prevalensi, lalu efektivitas intervensi yang digunakan berkaitan dengan kesulitan stunting. Hal ini memungkinkan auditor memberikan rekomendasi yang digunakan lebih tinggi akurat dan juga dapat ditindaklanjuti pemerintah sebagai pembuat kebijakan, sehingga dapat berkontribusi pada meningkatkan kualitas kesegaran warga secara keseluruhan," ujar ia pula.
Kepala Badan Diklat PKN BPK R Yudi Ramdan Budiman menerangkan bahwa pelatihan ini dikembangkan berdasarkan pengalaman pihaknya terhadap big data analytics.
“Pengalaman BPK tentang analisis data tercermin pada pelatihan ini, yang diharapkan dapat memberikan pertukaran pengalaman juga pengetahuan bagi seluruh peserta. Dengan diadakannya pelatihan ini, BPK berharap dapat memperkuat pengembangan sumber daya manusia yang digunakan kompeten lalu mampu menghadapi tantangan kebugaran global melalui pemanfaatan teknologi kemudian data,” kata Yudi.
Artikel ini disadur dari BPK lihat big data penting dalam tangani masalah stunting