Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) berbicara tentang rencana perusahaan bank emas atau bullion service. Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa berbeda dengan bank konvensional, bank syariah pada perizinannya diperbolehkan untuk berbisnis emas.
BSI sendiri sudah pernah miliki layanan gadai juga cicil emas, dan juga menurut Hery running rate per Oktober 2024 telah terjadi mencapai Rp1 triliun per bulan. Bank syariah terbesar pada RI ini kemudian menggandeng emiten produsen lalu toko perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), meluncurkan BSI Gold, yakni emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99% yang mana mempunyai standar SNI.
Dalam sambutannya ketika peluncuran BSI Gold kemarin malam, Hery menyatakan bahwa peluncuran BSI Gold merupakan awal dari perjalanan panjang pendirian bullion bank atau bank emas.
“Kami membaca POJK baru itu juga sangat liberal,” kata saat Kongres Pers Peluncuran BSI Gold pada dalam Fairmont Hotel, Kamis (28/11/2024).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri telah lama meluncurkan payung hukum mengenai bisnis bullion di Indonesia, di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024. Dalam Pasal 2 kegiatan bidang usaha bulion meliputi simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, serta kegiatan lain yang digunakan direalisasikan oleh lembaga jasa keuangan. Seluruh kegiatan itu bisa saja dilaksanakan dengan prinsip syariah.
“Jadi emas itu nanti kita kasih pembiayaan, jadi agunannya emas. Kalau sekarang kan baru gadai ya, nanti bisa saja pembiayaan. Kemudian dititip kustodi, jadi kita juga nanti mampu berubah menjadi bank kustodian, kalau ada yang mau dititip emas, kita akan lakukan itu,” pungkas Hery.
Ia memandang kemungkinan bullion bank di Nusantara cukup besar, dengan batasan bank dapat jual minimal 500 gram, naik dari yang sekarang belaka 150 gram.
Belum lama ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka opsi untuk menjadikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), BSI, lalu PT Pegadaian (Persero) berubah menjadi bank emas. Ketika ditanya mengenai hal itu, Hery merespon, “Insya Allah.”
Ia enggan memberikan detail lebih lanjut lanjut, namun mengakui bahwa BSI berada dalam menyiapkan rencana perusahaan terkait pendirian bullion bank ini. Nantinya, rencana yang dimaksud akan dikirim ke OJK untuk meminta-minta persetujuan.
“Kita sedang menyiapkan business plan. Business plan kan kita mesti kirim ke OJK,” ujar Hery.
Dengan begitu, BSI telah dilakukan mencuri start untuk mendirikan bank emas pertama pada Indonesia.
Produk emas BSI sendiri miliki prospek usaha yang cerah. Hery mengutarakan di dua tahun belakangan peningkatan usaha pada BSI “luar biasa bagus.”
Ia menerangkan awalnya lebih lanjut banyak yang digunakan menggunakan layanan gadai di dalam BSI. Namun sekarang komposisi industri emas ke BSI imbang 50% gadai lalu 50% cicil.
Hery memaparkan awalnya running rate dari kegiatan bisnis emas BSI belaka Rp200 miliar, kemudian naik berubah menjadi Rp300 miliar, dan juga Rp500 miliar. Pada bulan Oktober sudah pernah mencapaiRp1 triliun per bulan dari gadai kemudian cicil emas.
“Jadi memang sebenarnya ini keliatan sejalan dengan peningkatan animo masyarakat, bidang usaha ini makin hari makin bagus,” pungkas Hery.
Next Article BSI (BRIS) Bakal Genjot Bisnis Emas, 3 Segmen Nasabah Ini adalah Dibidik
Artikel ini disadur dari Bisnis Emas Moncer, BSI (BRIS) Bakal Bikin Bullion Bank