Jakarta – Deputi Pengurus Bank Tanah Air (BI) Destry Damayanti mengungkapkan gejolak nilai tukar pada November ini dipengaruhi global luar biasa, sementara dari domestik kami masih lihat korporasi masih jual dolar.
Hal ini ditunjukkan oleh neraca perdagangan Nusantara yang dimaksud juga masih cukup bagus. Neraca perdagangan Tanah Air pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar US$ 2,48 miliar. Hal ini adalah surplus di 54 bulan beruntun.
“Trade balance cukup bagus, bahkan data kami SVBI tercatat kenaikan signifikan,” kata Destry di Rapat Dewan Pengelola (RDG) Bank Indonesi (BI), Kamis (20/11/2024).
Sertifikat Valas Bank Indonesi (SVBI) meningkat kepemilikannya bermetamorfosis menjadi US$ 3,4 miliar pada November 2024, dibandingkan US$ 3 miliar pada Oktober 2024. Selain itu, Destry menegaskan likuiditas dolar dalam di negeri masih mencukupi. “Jadi artinya keberadaan kecukupan dolar masih cukup kemudian cadangan kita juga US$ 151 miliar,” ujar Destry.
Dengan demikian, Destry menegaskan BI yakin apabila efek pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hanya saja sementara.
“Jadi makanya secara fundametnal sih kami cukup confidance kemudian kami harap ini tentu temporary dan juga makanya BI akan terus pada market beri confidance ke pasar,” tegas Destry.
Next Article Wah! Uang Beredar dalam Indonesi Nyaris Tembus Rp9.000 Triliun
Artikel ini disadur dari BI Yakin Efek Dolar ‘Strong’ Hanya Sementara