Ibukota Indonesia – Kepala daerah Bank Tanah Air (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan terus melakukan penguatan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang tersebut sesuai dengan fundamentalnya.
Hal itu dilaksanakan melalui intervensi ke lingkungan ekonomi valas pada proses spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan juga Surat Berharga Negara (SBN) pada lingkungan ekonomi sekunder.
“Berkaitan dengan mekanisme pertukaran SBN. Jadi, ini mekanisme yang tersebut telah pernah kita lakukan. Kita sudah ada pernah melakukan mekanisme debt switch yaitu SBN yang mana jatuh tempo diganti dengan SBN yang tersebut baru, mekanisme ini termasuk pembelian SBN dari lingkungan ekonomi sekunder,” kata Perry pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Pemimpin wilayah (RDG) BI Bulan Januari 2025 pada Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Perry mengemukakan bahwa BI terus melakukan pembelian SBN dari bursa sekunder. Adapun pembelian SBN dari pangsa sekunder oleh BI akan direalisasikan dari pelaku lingkungan ekonomi lalu melalui mekanisme pertukaran SBN secara bilateral (bilateral debt switch) dengan pemerintah.
“Untuk tahun 2025 itu mekanisme pertukaran SBN yang burden sharing, yang jatuh tempo 2025 sekitar Rp100 triliun,” kata dia.
Pada kesempatan yang tersebut sama, Deputi Pengelola Senior BI Destry Damayanti juga menekankan bahwa BI akan terus berada di pangsa untuk intervensi, baik spot maupun DNDF.
“Kalau kita lihat sekarang dalam pasar, termasuk korporasi itu merekan sudah ada lebih besar paham bahwa kalau memang sebenarnya kebutuhannya tidak ada mendesak, mereka itu dapat masuk ke DNDF ataupun forward. Dan kalau kita lihat transaksinya juga makin lama makin meningkat,” kata Destry.
Ia menambahkan bahwa penguatan operasi moneter juga akan terus dioptimalkan di rangka stabilitas nilai tukar rupiah.
Terkait dengan pembelian SBN dalam bursa primer, Destry menyatakan bahwa hal itu dilaksanakan cuma untuk SBN dengan jangka waktu pendek (short term). Sementara untuk bursa sekunder, BI akan masuk melalui mekanisme lingkungan ekonomi biasa.
Ia juga mengatakan, mekanisme pertukaran SBN secara debt switch dengan pemerintah, pada hal ini melalui Kementerian Keuangan, direalisasikan dengan sangat transparan. Mekanisme ini juga pernah dijalankan pada 2021 lalu 2022.
“Jadi tenornya akan kita tambahan perpanjang, tapi tentunya dengan pricing lalu mekanisme sesuai dengan pasar. Dan itu juga masuk di kategori operasi bursa sekunder. Sejauh ini, itu beberapa hal yang tersebut telah terjadi dan juga akan terus kami lakukan meningkatkan kekuatan koordinasi dengan pemerintah dan juga juga untuk melindungi stabilitas ke nilai tukar kita,” kata Destry.
Artikel ini disadur dari BI terus kuatkan strategi stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental