DKI Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus berazam serta berupaya meningkatkan kekuatan efektivitas kebijakan moneter guna mempertahankan pemuaian tahun 2024 lalu 2025 terkendali di sasaran 2,5 plus minus satu persen, dengan masih memperkuat upaya penguatan pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan, Bank Tanah Air meyakini kenaikan harga Angka Harga Pengguna permanen terkendali pada sasarannya,” kata Pengurus BI Perry Warjiyo di konferensi pers Hasil Rapat Dewan Pengurus (RDG) BI Periode November 2024 pada Jakarta, Rabu.
Perry menuturkan naiknya harga IHK pada Oktober 2024 terjaga di kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen.
Inflasi IHK pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,71 persen year on year (yoy) dipengaruhi oleh kenaikan harga inti yang terkendali pada level 2,21 persen (yoy) juga naiknya harga volatile food (VF) yang digunakan terus turun bermetamorfosis menjadi 0,89 persen (yoy).
Penurunan kenaikan harga VF yang disebutkan didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, eratnya sinergi pengendalian kenaikan harga Tim Pengendalian Inflasi Pusat kemudian Daerah (TPIP serta TPID) melalui Pergerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), juga pengaruh base effect tarif pangan.
Secara spasial, lanjut Perry, pemuaian IHK di dalam sebagian besar area juga terkendali pada kisaran sasaran pemuaian nasional.
Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi pemuaian yang digunakan terjangkar pada sasaran, kapasitas perekonomian yang tersebut masih besar juga dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang dimaksud terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah BI, juga dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Inflasi VF diprakirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian kenaikan harga Bank Negara Indonesia lalu pemerintah pusat juga daerah.
Artikel ini disadur dari BI terus berupaya jaga inflasi 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran