Sekarang telah banyak yang memperkirakan Trump akan menang dengan mudah, tapi kita tiada tahu ya bagaimana dengan pengunduran Joe Biden tadi malam. …
Jakarta – Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Negara Indonesia Ramdan Denny Prakoso memandang sentimen kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) akan tambahan memengaruhi bursa keuangan global dibandingkan kontestasi pemilihan presiden di Negeri Paman Sam tersebut.
Hal yang disebutkan disampaikan Denny merespons Joe Biden yang mana pada Hari Minggu (21/7) mengumumkan mundur sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden Amerika Serikat 2024. Sementara itu, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump disebut-sebut akan menang mudah-mudahan pada kontestasi pilpres Amerika Serikat kali ini.
"Sekarang telah banyak yang memperkirakan Trump akan menang dengan mudah, tapi kita tiada tahu ya bagaimana dengan pengunduran Joe Biden tadi malam. Tapi sebagian meyakini terkait dengan data pangsa keuangan, akan tambahan sejumlah ditentukan oleh Kebijakan The Fed jika dibandingkan terpilihnya Trump. Kita lihat nanti," ujar Denny di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Senin.
Denny menuturkan, berbagai yang mana berspekulasi bahwa kemungkinan kemenangan Trump pada pilpres Negeri Paman Sam 2024 bisa jadi mengulang apa yang digunakan terbentuk sebelumnya pada waktu pilpres Amerika Serikat 2016 di dalam mana Trump ketika itu berhasil mengalahkan Hillary Clinton.
Ketika Trump dinyatakan menang, indeks dolar Negeri Paman Sam pada waktu itu naik signifikan dari 97 hingga mencapai 101, yang tersebut artinya menghasilkan mata uang negara lainnya melemah.
"Pertanyaannya apakah saat Trump menang akan buat indeks dolar seperti yang digunakan kemarin, ini buat sebagian penduduk tiada yakin. Yang kemarin sampai detik-detik terakhir Trump diyakini kalah tapi mendadak hasilnya menang sehingga cukup mengagetkan bola "persilatan", satu di antaranya pelaku lingkungan ekonomi keuangan. Sebagian meyakini ini tiada akan berulang," kata Denny.
Biden sendiri mengumumkan dukungannya untuk Kamala Harris yang digunakan akan menggantikannya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Menurut Biden, membantu Harris (59) yang tersebut merupakan perwakilan presiden Amerika Serikat adalah tindakan terbaik yang digunakan pernah diambilnya.
Pernyataan yang disebutkan berubah menjadi momen yang dimaksud menghentikan kumpulan cerita yang mana ada sejak debat Biden dengan kandidat yang digunakan berubah jadi lawannya, Donald Trump, dari Partai Republik.
Pada 27 Juni, Biden, yang berusia 81 tahun, terlihat bingung juga tak koheren sepanjang debat pertamanya dengan Donald Trump, yang mana berusia 78 tahun. Kondisi itu menguatkan kegelisahan tentang kemampuan kognitifnya.
Prestasi buruknya telah terjadi menyebabkan beberapa politisi Demokrat lalu donatur menyerukan agar ia dihapus dari daftar calon presiden AS. Konvensi Nasional Demokrat dijadwalkan berlangsung ke Chicago pada 19 hingga 22 Agustus 2024.
Artikel ini disadur dari BI: Sentimen Fed akan lebih pengaruhi pasar dibandingkan pilpres AS