BI sebut sinergi TPID-GNPIP mampu kendalikan pemuaian di Purwokerto

BI sebut sinergi TPID-GNPIP mampu kendalikan pemuaian ke Purwokerto

Purwokerto, Jateng – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Christoveny mengemukakan sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Pergerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPI) mampu mengendalikan naiknya harga ke Purwokerto kemudian Cilacap, Jawa Tengah.

"Hal ini terlihat dari kenaikan harga tahun 2024 ke Purwokerto serta Cilacap yang dimaksud diprakirakan masih di rentang sasaran yang sebesar 2,5 plus minus 1 persen," katanya di kegiatan Bincang-Bindang Media Massa 2024 pada Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Wilayah Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Kendati demikian, ia mengakui naiknya harga bulan November pada Purwokerto sedikit mengalami kenaikan dari Oktober, yakni dari 0,15 persen (month to month/mtm) berubah jadi 0,23 persen (mtm).

Demikian pula, dengan naiknya harga bulan November ke Cilacap naik menjadi 0,30 persen (mtm) dari bulan Oktober yang sebesar 0,20 persen (mtm).

Menurut dia, kenaikan harga di Purwokerto serta Cilacap pada November didorong oleh kenaikan biaya bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, daging ayam, kemudian bawang putih.

Terkait dengan hal itu, beliau menyatakan pihaknya terus menggalakkan adanya sinergi antara TPID serta GNPIP sebagai upaya pengendalian inflasi.

"Sinergi TPID-GNPIP merupakan upaya bersatu BI dan juga kementerian/lembaga sebagai arahan Presiden pada Rapat Kerjasama Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022, dan juga sinergi Hig-Level Rapat Kesepahaman Pusat serta Daerah-GNPIP Tahun 2022," katanya menjelaskan.

Menurut dia, penyelenggaraan GNPIP mengacu terhadap evaluasi kegiatan peta jalan pengendalian naiknya harga dan juga strategi 4K yang dimaksud meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, juga komunikasi efektif.

Dia menyatakan peran strategis sinergi TPID-GNIP tahun 2024 sebagai mengoptimalkan kemudian menguatkan langkah-langkah pengendalian pemuaian wilayah agar mampu membantu ketahanan pangan.

Selain itu, kata dia, GNPIP menjaga ekspektasi warga terhadap tingkat kenaikan harga pangan nasional.

"Kantor Perwakilan Bank Nusantara Purwokerto sama-sama dengan pemerintah area dalam wilayah Banyumas Raya yang dimaksud meliputi Wilayah Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan juga Banjarnegara telah dilakukan menyelenggarakan banyak kegiatan untuk peningkatan produktivitas," katanya.

Menurut dia, kegiatan yang dimaksud ke antaranya implementasi pembaharuan kegiatan True Shallot Seed (TSS), penyediaan sarana serta prasarana, memacu budi daya menggunakan pupuk organik, pencanangan Kelurahan Sadar Inflasi (Kadarsi), dan juga digital farming (pertanian digital).

Disinggung mengenai tantangan lalu pandangan perekonomian di wilayah Banyumas Raya pada 2025, beliau memaparkan sesuai dengan pembahasan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, secara umum apa yang tersebut akan muncul dalam Banyumas Raya bukan sangat jauh berbeda dengan nasional.

"Sehubungan dengan pemerintahan baru, kita optimistis pertumbuhan kegiatan ekonomi akan bertambah dalam kisaran 7-9 persen. BI tentu akan membantu pertumbuhan ekonomi sesuai target yang tersebut ditetapkan pemerintahan yang digunakan baru," katanya.

Selain itu, kata dia, BI juga akan memacu perkembangan perekonomian tempat di antaranya Banyumas Raya yang diselaraskan dengan kebijakan tiap-tiap kepala wilayah hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024.

Menurut dia, tantangan secara global ke antaranya masih berkaitan dengan konflik geopolitik serta ketidakpastian global yang tersebut tinggi.

"Kalau dari kami, BI Purwokerto tentu terus menyokong peningkatan produktivitas komoditas pangan sekalipun tahun depan, isu yang berkaitan dengan iklim masih berlanjut," kata Christoveny.

Artikel ini disadur dari BI sebut sinergi TPID-GNPIP mampu kendalikan inflasi di Purwokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *