Ibukota Indonesia – Deputi Pemuka Bank Nusantara (BI) Juda Agung menyebutkan dana Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) berbagai dimanfaatkan perbankan untuk penyaluran kredit sektor perumahan.
"Monitoring kami menunjukkan realisasinya, hampir semua digunakan insentif itu untuk penyaluran kredit pada sektor-sektor perumahan," katanya pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Pemuka (RDG) BI Periode Januari 2025 dalam Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Juda terkait dukungan bank sentral terhadap acara tiga jt rumah yang mana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Juda mengutarakan sektor perumahan telah masuk pada sektor-sektor prioritas kebijakan KLM BI.
Ke depan, KLM dalam sektor-sektor yang mana merupakan prioritas kegiatan pemerintah, termasuk perumahan, akan terus dilanjutkan dan juga ditingkatkan.
"Kebijakan-kebijakan yang tersebut masuk Astacita didukung Bank Indonesia," kata Juda.
Mulai 1 Januari 2025, insentif KLM BI disalurkan pada sektor-sektor yang menyokong peningkatan kemudian penciptaan lapangan kerja.
Selain perumahan rakyat, konstruksi, dan juga realestat, BI menyampaikan bahwa sektor yang tersebut berubah menjadi prioritas KLM juga pertanian, perdagangan juga manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata kemudian kegiatan ekonomi kreatif, dan juga UMKM, ultra mikro, juga hijau.
Pada kesempatan yang dimaksud sama, Pemimpin wilayah BI Perry Warjiyo mengemukakan bahwa penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate menjadi 5,75 persen salah satunya akan menggalakkan penyaluran kredit.
Selain itu, suku bunga yang tersebut rendah juga menghasilkan operasi moneter lebih tinggi ekspansif dan juga meningkatkan insentif secara langsung dari BI terhadap perbankan untuk penyaluran kredit.
"Suku bunga kalau turun, tentu sekadar bank lama-lama akan memilih menyalurkan kredit daripada ke SBN maupun SRBI," kata dia.
Meskipun insentif KLM ditujukan bagi seluruh bank, Perry mengingatkan bahwa situasi likuiditas dari per individu bank akan sangat bergantung dari manajemennya yang digunakan dikerjakan secara internal.
Hingga minggu kedua Januari 2025, BI sudah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun. Angka yang disebutkan meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024.
Secara rinci, insentif yang disebutkan sudah disalurkan terhadap kelompok bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun. Kemudian, bank bank umum swasta nasional (BUSN) sebesar Rp130,6 triliun, bank pengerjaan area (BPD) sebesar Rp29,9 triliun, dan juga kantor cabang bank ssing (KCBA) sebesar Rp5 triliun.
Artikel ini disadur dari BI sebut KLM banyak digunakan perbankan untuk kredit perumahan