Berita  

BI Rate Turun, Bank Dijamin Bakal Kebanjiran Likuiditas

BI Rate Turun, Bank Dijamin Bakal Kebanjiran Likuiditas

Jakarta-Bank Nusantara (BI) memastikan, penurunan suku bunga acuan atau BI Rate akan berdampak positif terhadap likuiditas perbankan. Apalagi sekarang berbagai bank mengeluhkan keringnya likuiditas.

“Dengan penurunan BI Rate, akan dorong kredit, ekspansi moneter, juga ketiga insentif secara langsung dari BI untuk Bank untuk penyaluran kredit,” ungkap Kepala daerah BI Perry Warjiyo pada konferensi pers, Rabu (15/1/2025)

BI baru cuma menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps berubah jadi 5,75%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5%, juga suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Meski demikian, Perry menekankan agar perbankan juga harus terus memperbaiki manajemen likuiditas sehingga masih mampu menyalurkan kredit. “Manajemen likuiditasnya tergantung kondisi masing-masing bank,” terang Perry.

Deputi Kepala daerah BI Juda Agung menjelaskan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Desember 2024 yang dimaksud membesar sebesar 25,59%. Pada sisi lain, kredit berkembang 10,39% (yoy) juga 2025 diperkirakan tumbuh 11-13%.

“Memang harus tambahan likuiditas, oleh sebab itu kebijakan BI untuk memberi likuiditas yang dimaksud memadai bagi perbankan itu satu di antaranya keperluan insentif likuiditas apabila bank menyalurkan kredit pada sektor prioritas,” jelas Juda pada kesempatan yang dimaksud sama.

BI memiliki instrumen Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Pada 2025 diarahkan untuk memacu kredit/pembiayaan perbankan guna mengupayakan perkembangan juga penciptaan lapangan kerja.

Mulai 1 Januari 2025, insentif KLM telah dilakukan disalurkan pada sektor-sektor yang mana membantu perkembangan lalu penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan juga manufaktur, transportasi, pergudangan kemudian pariwisata lalu kegiatan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, juga perumahan rakyat, juga UMKM, Ultra Mikro, lalu hijau.

Hingga minggu kedua Januari 2025, Bank Indonesia sudah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024. Insentif dimaksud sudah disalurkan terhadap kelompok bank BUMN sebesar Rp129,1 triliun, bank BUSN sebesar Rp130,6 triliun, BPD sebesar Rp29,9 triliun, kemudian KCBA sebesar Rp5 triliun.

Next Article BI Guyur Likuiditas Rupiah 255 T, Ini adalah Bank yang digunakan Terima Paling Banyak

Artikel ini disadur dari BI Rate Turun, Bank Dijamin Bakal Kebanjiran Likuiditas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *