Ibukota Indonesia – Bank Nusantara (BI) terus berjanji untuk menguatkan efektivitas kebijakan moneter guna menjaga kenaikan harga pada 2025 serta 2026 terkendali di sasaran 2,5 plus minus 1 persen, dengan masih memperkuat upaya turut memacu pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan, Bank Tanah Air meyakini kenaikan harga Skala Harga Customer (IHK) tetap terkendali pada sasarannya,” kata Pengelola BI Perry Warjiyo di konferensi pers hasil Rapat Dewan Pemimpin wilayah (RDG) BI Siklus Januari 2025 di dalam Jakarta, Rabu.
Menurut Perry, Inflasi inti diperkirakan terjaga seiring ekspektasi pemuaian yang dimaksud terjangkar di sasaran, kapasitas perekonomian yang digunakan masih besar kemudian dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang tersebut terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah BI, juga dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Sedangkan naiknya harga volatile food (VF) juga diperkirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian kenaikan harga BI sama-sama pemerintah pusat dan juga daerah.
Adapun pemuaian IHK 2024 terjaga di kisaran sasarannya yakni 2,5 plus minus 1 persen. Hal ini, ujar Perry, sejalan kenaikan harga IHK Desember 2024 yang tercatat 1,57 persen year on year (yoy).
Perkembangan ini dipengaruhi oleh naiknya harga inti yang terkendali pada level 2,26 persen (yoy) sejalan dengan konsistensi suku bunga kebijakan Bank Negara Indonesia (BI-Rate) untuk mengarahkan ekspektasi pemuaian sesuai dengan sasarannya.
Sementara itu, kelompok volatile food (VF) mencatat pemuaian 0,12 persen (yoy) didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, juga eratnya sinergi pengendalian kenaikan harga Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan juga Daerah (TPIP/TPID) melalui Inisiatif Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Secara spasial, pemuaian IHK dalam bervariasi area juga terkendali di kisaran sasaran pemuaian nasional,” kata Perry.
Artikel ini disadur dari BI komitmen perkuat efektivitas kebijakan moneter guna jaga inflasi