Berita  

Belajar Dari Habibie, Maju Buat Dolar Simbol Rupiah 16.800 Jadi Mata Uang Rupiah 6.550

Belajar Dari Habibie, Maju Buat Dolar Simbol Rupiah 16.800 Jadi Mata Uang Rupiah 6.550

Jakarta – Rupiah terus ambruk kemudian nilai tukarnya bahkan tembus Mata Uang Rupiah 16.000. Dilansir dari Refinitiv, rupiah sempat turun ke level psikologis Rp16.000/US$ pada perdagangan intraday awal pekan ini, Hari Senin (16/12/2024).

Kejadian sejenis pernah muncul pada waktu keadaan krisis sektor ekonomi 1998. Bahkan nilainya jarak jauh tambahan besar lagi, yakni pada waktu dolar mencapai Rp16.800. Pun kenaikan dolar Negeri Paman Sam kala itu muncul pada waktu yang mana relatif singkat.

Sebagaimana diketahui kejatuhan era Presiden Soeharto beriringan dengan krisis moneter di dalam negara ini. BJ Habibie yang menggantikan rezim Orde Baru harus menghadapi krisis yang dimaksud di awal kepemimpinan.

Namun ia berhasil menyebabkan rupiah menguat hanya saja di kurun waktu singkat. Salah satu yang dimaksud ia lakukan adalah melakukan paket restrukturisasi perbankan.

Sebagai catatan, pada masa Orde Baru establishment bank dipermudah oleh pemerintah berkat kebijakan Paket Oktober 1988. Sayang, kemudahan establishment bank ini tak dibarengi oleh kemampuan perbankan yang dimaksud baik. Alhasil, ketika terbentuk krisis, berbagai bank-bank bertumbangan. Nasabah lantas melakukan pengunduran dana besar-besaran.

Permasalahan ini jadi fokus utama. Habibie melakukan restrukturisasi perbankan seraya berharap Bank Indonesi makin kuat. Salah satu tindakan mencabut aturan yang dimaksud serta mempraktikan segera pada bank pemerintah. Empat bank milik pemerintah digabung bermetamorfosis menjadi satu, yang tersebut pada masa kini dikenal dengan nama Bank Mandiri.

Selain itu, ia juga memisahkan BI dari pemerintah lewat UU No.23 tahun 1999. Dalam otobiografinya, B.J. Habibie: Detik-detik yang Menentukan (2006), Habibie bilang kebijakan itu jadi langkah terbaik menguatkan rupiah. BI harus independen, objektif, kemudian bebas dari intervensi politik.

Lalu, Habibie mengatasi krisis melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesi (SBI). SBI diterbitkan dengan bunga tinggi dengan tujuan agar bank-bank kembali dipercaya masyarakat. Jika ini terjadi, maka masyarakat akan kembali menabung, sehingga menurunkan peredaran uang di dalam masyarakat.

Berkat SBI, suku bunga dari 60% turun bermetamorfosis menjadi belasan persen. Kepercayaan terhadap bank pun kembali meningkat.

Cara ketiga, Habibie mengendalikan harga jual materi pokok. Teknokrat pembuat pesawat terbang ini menganggap permintaan komponen pokok jadi hal vital. Alhasil, ia mempertahankan harga jual listrik kemudian BBM subsidi agar tiada naik, sehingga nilai komponen pokok terus terjangkau di berada dalam krisis.

Pada sisi lain, kebijakan ini juga menuai kontroversi sebab Habibie mengeluarkan pernyataan nyeleneh. Dalam salah satu pidatonya, beliau pernah mengajukan permohonan rakyat berpuasa di dalam kala krisis supaya lebih besar hemat.

Pada akhirnya, ketiga cara yang dimaksud sukses menyebabkan kepercayaan bursa terhadap ekonomi Indonesia meningkat. Aliran dana penanam modal kembali masuk. Dan yang mana terpenting dolar Negeri Paman Sam kembali menguat juga terkendali ke level Rp6.550.

Next Article Fed Rate Diyakini Segera Dipangkas, Rupiah Menguat ke Rp15.930/US$

Artikel ini disadur dari Belajar Dari Habibie, Sukses Buat Dolar Rp 16.800 Jadi Rp 6.550

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *