Berita  

BEI ungkap 873 perusahaan tercatat penuhi laporan keberlanjutan

BEI ungkap 873 perusahaan tercatat penuhi laporan keberlanjutan

Ibukota Indonesia – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat banyaknya 873 perusahaan atau 97 persen dari total perusahaan tercatat, yang telah lama melakukan mengirimkan Sustainability Reporting (laporan keberlanjutan) via sarana keterbukaan informasi di BEI.

Hal itu sebagaimana diwajibkan lalu diatur pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, kemudian Organisasi Publik, juga Surat Edaran OJK Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan juga Isi Laporan Tahunan Emiten atau Korporasi Publik.

"Sampai dengan kewajiban penyampaian Sustainability Reporting tahun 2023 yang digunakan disampaikan ke tahun 2024, terdapat berjumlah 873 perusahaan tercatat (97 persen) yang tersebut telah terjadi mensubmit pelaporan sustainability reporting via sarana keterbukaan informasi," ujar Direktur Penguraian BEI Jeffrey Hendrik di Jakarta, Jumat.

Dalam menyusun laporan keberlanjutan itu, Jeffrey meyakinkan perusahaan tercatat juga menyampaikan pelaporan terkait penerapan prinsip-prinsip keuangan keberlanjutan.

Dari sampling laporan keberlanjutan perusahaan tercatat, pihaknya meninjau bahwa masih terdapat room for improvement bagi perusahaan tercatat di menyampaikan informasi penghitungan emisi yang dimaksud lebih banyak transparan dan juga akurat.

"Sehingga, data emisi yang disebutkan dapat membantu pemodal untuk mengambil langkah penanaman modal yang tersebut mengedepankan aspek pembaharuan iklim," ujar Jeffrey.

Jeffrey menyampaikan tantangan utama perusahaan tercatat di menyusun pelaporan keberlanjutan, adalah tantangan di memperoleh data ESG, baik kuantiatif dari aktivitas perusahaan.

Dari hasil survey yang digunakan sudah pernah direalisasikan oleh BEI bekerjasama dengan Mandiri Institute pada tahun 2024 dengan 150 perusahaan tercatat yang digunakan menyampaikan respon survei, terdapat beberapa tantangan utama yang mana dialami.

Adapun, tantangan itu diantaranya Lack of Quantitative data yang dimaksud dapat digunakan di melaporkan kinerja ESG, Limited Human Resources, juga biaya yang mana diakibatkan oleh adanya pengumpulan data ESG juga penyusunan pelaporan ESG (seperti biaya konsultan) di dalam perusahaan.

BEI terus berjanji untuk menyokong penerapan ESG pada bursa modal Indonesia, melalui berubah-ubah inisiatif, diantaranya berkolaborasi dengan lembaga yang digunakan fokus di pengembangan ESG, untuk mengadakan kegiatan sosialisasi lalu edukasi untuk perusahaan tercatat, untuk memberikan awareness kemudian technical assistance bagi perusahaan tercatat pada menyusun pelaporan keberlanjutan.

Pada tahun 2024, BEI sudah pernah mengembangkan lalu menerapkan ESG Metric Reporting yang dibangun pada sarana keterbukaan informasi bagi perusahaan tercatat.

Nantinya, pada penyampaian SR 2024 ke 2025, perusahaan tercatat akan mengisi informasi Common ESG Core Metric.

Adapun, ESG metric yang tersebut sudah dibangun menggunakan standar metric ESG yang juga dilaporkan di SR sesuai SEOJK 16, juga menggunakan ASEAN Exchanges ESG Common Core Metric yang digunakan mana core metric ini merupakan acuan dasar ESG Metric Reporting yang digunakan dibangun bersama-sama bursa ke ASEAN.

Artikel ini disadur dari BEI ungkap 873 perusahaan tercatat penuhi laporan keberlanjutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *