Berita  

BEI kembangkan prospek perdagangan karbon 2025

BEI kembangkan prospek perdagangan karbon 2025

Ibukota – Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) mengembangkan prospek perdagangan karbon pada 2025 untuk mencermati kesempatan yang digunakan besar khususnya dari pembangkit listrik yang tersebut memanfaatkan batu bara di sistem perdagangan emisi.

"Tahun depan akan ada 450 pembangkit yang dimaksud kena (pembatasan karbon)," kata Kepala Divisi Pengembangunan Bisnis 2 BEI Ignatius Denny Wicaksono di dalam sela menerima kunjungan media dari Bali ke Jakarta, Selasa.

Untuk menyokong pengembangan prospek itu, BEI melalui IDX Carbon berazam untuk mengembangkan perdagangan karbon yang transparan, teratur juga sesuai dengan praktik dunia.

Ada pun mekanisme yang mana dapat ditempuh di antaranya lelang, negosiasi, lelang berkelanjutan (reguler), dan juga melalui loka lingkungan ekonomi (market place) yakni pemilik proyek mitigasi emisi dapat mengedarkan unit karbon dengan nilai tukar yang tersebut telah dilakukan ditentukan.

Saat ini, lanjut dia, ada dua jenis bursa karbon yakni sistem perdagangan emisi salah satunya ditunjuk dengan segera pemerintah untuk membatasi emisi karbon.

Tahun ini, kata dia, ada 170 pembangkit listrik yang dimaksud menggunakan dengan komponen bakar berbahan batu bara kemudian rencananya pada 2025 ada sekitar 450 pembangkit listrik tenaga sama yang tersebut dibatasi karbonnya dengan jumlah agregat kuota tertentu.

Ignatius menambahkan bursa karbon kedua yakni dibuka untuk bursa karbon sukarela atau semua pihak dapat berkontribusi menurunkan emisi karbon.

"Jadi siapa belaka atau tempat mana hanya dapat menciptakan proyek penurunan emisi. Itu mampu berjualan unit karbon serta ini bisa jadi menyokong pemerataan," ucapnya.

Berdasarkan data IDX Carbon, nilai perdagangan karbon sejak diperkenalkan pada 26 September 2023 hingga 22 November 2024 mencapai Rp50,4 miliar dengan besar perdagangan mencapai 906.440 ton setara karbon dioksida (tCO2e) dengan biaya karbon per ton mencapai Rp58.800.

Pada awal perdagangan ada 16 kontestan lalu per 22 November 2024 telah ada 94 partisipan perdagangan karbon atau meningkat 487 persen.

Adapun proyek yang terdaftar menurunkan emisi karbon pada antaranya Lahendong Unit 5 lalu 6 yang dimaksud dikelola PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Kemudian dua proyek PLN yakni penyelenggaraan pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi PLTGU Blok 3 dan juga pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro Gunung Wugul di dalam Banjarnegara, Jawa Tengah.

Setiap tahun proyek energi pemerintah yang dimaksud dicatat penurunan jumlah total unit karbonnya oleh lembaga validasi dan juga verifikasi.

Artikel ini disadur dari BEI kembangkan potensi perdagangan karbon 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *