Ibukota – PT Bursa Efek Nusantara (BEI) melaporkan terdapat berjumlah 15 perusahaan tercatat yang tersebut melaksanakan aksi korporasi berbentuk hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias right issue dengan total penghimpunan dana senilai Rp34,42 triliun sepanjang 2024.
"Sektor finansial lalu infrastruktur mendominasi dari sumbangan terbesar penghimpunan dana dengan HMETD yaitu tiap-tiap senilai Rp14,15 triliun dan juga Rp13,15 triliun," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam Jakarta, Rabu.
Sementara itu, untuk aksi korporasi tanpa HMETD, Nyoman mengungkapkan terdapat sebanyak-banyaknya 17 perusahaan tercatat dengan total penghimpunan dana senilai Rp15,49 triliun.
"Sektor consumer non-cyclicals juga consumer cyclicals mendominasi dari kontribusi terbesar penghimpunan dana melalui tanpa HMETD yaitu tiap-tiap senilai Rp6,61 triliun juga Rp2,94 triliun," ujarnya.
Untuk dapat memenuhi ketentuan free float, Nyoman menjelaskan perusahaan tercatat dapat melakukan beberapa aksi korporasi, pada umumnya adalah melalui divestasi oleh pengendali dengan tujuan memperbesar porsi kepemilikan publik.
Mengenai pemanfaatan dana, lanjutnya, pada umumnya perusahaan tercatat di dalam sektor keuangan melakukan aksi korporasi dengan HMETD, sebagai upaya untuk peningkatan modal serta untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum.
"Untuk sektor infrastruktur pada umumnya sebagai upaya untuk membiayai proyek yang dimaksud sedang dikerjakan dan juga menguatkan rangka permodalan," ujar Nyoman.
Dalam kesempatan ini, Nyoman menjelaskan, pelaksanaan aksi korporasi tanpa HMETD mempunyai tujuan yang tersebut beragam, pada umumnya adalah untuk menguatkan susunan permodalan perusahaan tercatat.
Per 3 Januari 2025, BEI mencatatkan data terdapat delapan perusahaan di pipeline (antrean) akan melaksanakan tahapan rights issue, di dalam antaranya tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor energi, dua perusahaan sektor kesehatan, dan juga satu perusahaan sektor infrastruktur.
Artikel ini disadur dari BEI: Ada 15 emiten gelar “right issue” Rp34,42 triliun pada 2024