DKI Jakarta – Bank Mandiri di menjalankan praktik usaha tak belaka fokus pada keuntungan finansial semata tapi juga memperhatikan dampak Environmental, Social, dan Governance (ESG) menuju sektor ekonomi rendah karbon.
”Kami terus menggalakkan pengguna kami untuk bertransisi menuju perekonomian rendah karbon melalui instrumen keuangan yang tersebut inovatif dan juga merancang ESG center for clients sebagai akselerator pada pencapaian-pencapaian kami,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar di penjelasan pada Jakarta, Kamis.
Bank berlogo pita emas itu memiliki ESG Framework yang tersebut terdiri dari tiga pilar, yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking.
Saat berbicara pada Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2024 yang mana diselenggarakan oleh Katadata, ia memaparkan ketika ini Bank Mandiri sudah menyalurkan Sustainable Portofolio sebesar Rp278 triliun dengan perkembangan 14,7 persen secara year on year. Di mana Rp139 triliun termasuk ke pada Green Portfolio yang tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai Green Market Leader di Nusantara kemudian Rp139 berasal dari Social Portfolio.
Hal ini tercapai didukung dengan beraneka Sustainable Financing Products baik untuk klien grosir maupun eceran, seperti Sustainability-Linked-Loan, Corporate-in-Transition Financing, EV Financing, kemudian Green Mortgage. Pihaknya juga menyediakan ESG Advisory Services melalui pembentukan ESG Center untuk nasabah.
Untuk pilar Sustainable Operation, Bank Mandiri mempunyai inisiatif menghitung emisi karbon sejak 2019. Total emisi operasional, per Juni 2024 turun bermetamorfosis menjadi 117.566 tCO2e serta penghitungan masih terus berlangsung sampai akhir tahun. Penurunan ini menunjukkan tren yang mana positif, sebab perhitungan pertama Bank Mandiri (baseline) berjumlah sebesar 358.753 tCO2e pada tahun 2019.
Pencatatan emisi operasional ini direalisasikan melalui sistem Digital Carbon Tracking yang dimaksud melakukan pengukuran hingga ke level cabang. Tak kalah penting manajemen juga menggalakkan kegiatan budaya keberlanjutan atau Green Business Mindset untuk seluruh karyawan, yang mana disebut sebagai Mandirian, pada menjalankan kegiatan operasional Bank Mandiri.
Terakhir, untuk pilar Sustainability Beyond Banking, Alexandra menyatakan bahwa Bank Mandiri berfokus pada pemberdayaan penduduk yang selaras di menggalang Sustainable Development Goals (SDGs), melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), kemudian inklusi keuangan.
Misalnya melalui kegiatan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang mana sudah pernah melahirkan 751 pemukim wirausaha, Mandiri Sahabatku yang tersebut sudah menyasar 18.403 Pekerja Migran Indonesia, Rumah BUMN yang tersebut telah terjadi diserap oleh 6.590 UMKM, dan juga Rice Milling Unit yang mana sudah membantu lebih lanjut dari 27.520 petani.
“Bank Mandiri turut mengapresiasi pemerintah Indonesia, banyak regulasi yang telah dilakukan diterbitkan juga dengan launching-nya bursa karbon pada tahun 2023 lalu, saya optimis perkembangannya ke depan akan semakin baik lagi,” jelas Alexandra.
Artikel ini disadur dari Bank Mandiri dorong implementasi ESG menuju ekonomi rendah karbon