Jakarta – Ada tiga bank melaporkan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di melawan industri. Mereka juga tercatat masuk pada daftar pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio NPL gross industri perbankan berada dalam level 2,20% dan juga rasio NPL net 0,77% per Oktober 2024. Pun kredit pada risiko atau loan at risk (LAR) turun dari 11,81% per Oktober 2023 berubah menjadi 9,94%.
Per September 2024, PT Bank of India Negara Indonesia Tbk (BSWD) mencatat rasio NPL gross sebesar 7,70% naik 218 basis poin (bps) secara tahunan. Pada periode yang digunakan sama, rasio NPL net bank 4,7% naik 195 bps dibandingkan tahun lalu.
Bila dibandingkan dengan Desember 2022, rasio NPL BSWD mengalami penurunan. Setiap Desember 2022 rasio NPL gross sebesar 9,07% serta tahun berikutnya 6,28%.
Seiring dengan hal tersebut, saham BSWD memiliki tato X di Bursa Efek Tanah Air (BEI), yang tersebut artinya saham yang disebutkan masuk daftar pemantauan khusus. Pada perdagangan hari ini, hari terakhir pekan (20/12/2024) saham BSWD tercatat turun 1,7% ke level 2.840.
Dari sisi kinerja bottom line, laba BOI naik 66,61% secara tahunan (yoy) menjadi Rp52,14 miliar. Hal ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang dimaksud naik 9,64% yoy menjadi Rp204,46 miliar.
Selain BSWD, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) juga tercatat mempunyai rasio NPL di berhadapan dengan rata-rata industri, tetapi masih di batas aman. Rasio NPL gross BMAS per September 2024 sebesar 3,79%, naik 111 bps dibandingkan dengan periode yang tersebut sejenis tahun lalu. Rasio NPL net sebesar 2,98%, naik 71 bps.
Senasib dengan BSWD, saham BMAS juga bertato X atau masuk di daftar pemantauan khusus. Pada perdagangan hari ini, saham BMAS tidak melakukan aksi di dalam level 595 juga tak ada transaksi.
Adapun BMAS tercatat membukukan laba Rp55,47 miliar, naik 11,12% yoy per September 2024. Meski pendapatan bunga bersih perusahaan naik 44,4% yoy, beban selain bunga bersih bank naik seiring dengan melesatnya kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment.
Bank ketiga yang juga miliki rasio NPL tinggi adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk. (BEKS). BPD Banten melaporkan rasio NPL gross sebesar 9,86%, naik 49 bps dari tahun lalu. Rasio NPL net naik 38 bps berubah menjadi 1,83%.
BEKS juga bertengger dalam daftar pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia. Saham BEKS tidak melakukan aksi ke level 30 dengan kegiatan sebanyak-banyaknya 52.700 lot.
Dalam laporan keuangan, BEKS mencatat laba bersih yang mana dapat diatribusikan terhadap pemilik per September 2024 nihil alias nol. Pada periode yang sejenis tahun kemudian BEKS membukukan kehilangan bersih Rp14,52 miliar.
BEKS melaporkan pendapatan bunga bersih turun 14,56% yoy menjadi Rp128,49 miliar. Akan tetapi beban perusahaan berkurang 44,74% yoy, sehingga menurunkan tekanan terhadap bottom line.
Next Article Bos Besar KBank Buka Suara Soal Caplok Bank Baru di dalam RI
Artikel ini disadur dari Bank Ini Punya NPL Tinggi, Saham Masuk Pemantauan Khusus