Berita  

Banjir Pasokan, Harga Minyak Mentah Brent lalu WTI Kompak Melemah

Banjir Pasokan, Harga Minyak Mentah Brent kemudian WTI Kompak Melemah

Jakarta – Harga minyak mentah bola melemah dikarenakan sentimen prospek pasokan yang dimaksud melimpah untuk tahun depan, meskipun OPEC+ menunda peningkatan produksi yang mana direncanakan hingga April 2025.

Berdasarkan data Refinitiv harga minyak mentah acuan Brent pada perdagangan Kamis (5/12/2024) tercatat US$72,9 per barel, turun 0,3% dari perdagangan sebelumnya. Sementara acuan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di dalam US$68,3 per barel, turun 0,35%.

Sementara pada perdagangan hari ini, hari terakhir pekan (6/12/2024) pukul 8.22 WIB, minyak brent tercatat US$72,04 per barel lalu WTI di US$68,29 per barel.

OPEC+, yang mencakup negara-negara pengekspor minyak utama seperti Rusia, sebelumnya berencana mulai mengempiskan pemotongan produksi pada Oktober 2024. Namun, permintaan global yang dimaksud melambat juga produksi yang mana meningkat ke luar kelompok itu memaksa penundaan rencana yang disebutkan beberapa kali.

Kelompok ini memutuskan untuk mulai menurunkan pemotongan produksi sebesar 2,2 jt barel per hari (bpd) pada April 2025, dengan kenaikan bertahap sebesar 138.000 bpd per bulan selama 18 bulan hingga September 2026. Saat ini, OPEC+ menyumbang sekitar setengah dari produksi minyak dunia.

“Keputusan ini memberikan sinyal konstruktif ke bursa kemudian kemungkinan mengurangi penurunan nilai di jangka pendek,” kata Mukesh Sahdev, kepala lingkungan ekonomi komoditas global ke Rystad Energy.

Namun, para analis mencatatkan bahwa prospek pasokan yang digunakan melimpah untuk 2025 dapat mengimbangi dampak positif dari langkah OPEC+ ini. “Pasar menghadapi surplus. Tidak ada kekurangan minyak, juga bukan ada tanda-tanda kuat yang memacu kenaikan harga,” ujar Bob Yawger, direktur energi berjangka pada Mizuho.

Pelemahan nilai tukar minyak mentah globus tertahan oleh Dolar Amerika Serikat yang digunakan melemah pada Kamis memberikan sedikit dukungan ke lingkungan ekonomi minyak. Harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga bulan ini juga dapat lebih tinggi merusak kekuatan dolar serta mengupayakan lingkungan ekonomi minyak, menurut Alex Hodes, analis energi di StoneX. Dolar yang dimaksud kuat biasanya menghasilkan minyak yang dimaksud dihargai pada dolar lebih banyak mahal bagi penanam modal dengan mata uang lain, sehingga menekan permintaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Next Article Harga Minyak Panas Tersulut Roket yang tersebut Bombardir Israel

Artikel ini disadur dari Banjir Pasokan, Harga Minyak Mentah Brent dan WTI Kompak Melemah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *