Berita  

Luar Negeri Jualan Lagi, Rupiah Masih Rawan Longsor!

Luar Negeri Jualan Lagi, Rupiah Masih Rawan Longsor!

Jakarta – Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) kembali merana mendekati level Rp16.000/US$ akibat asing jualan lagi. Pada hari ini bursa akan menantikan data tenaga kerja Negeri Paman Sam yang dimaksud semakin melengkapi prospek pemangkasan suku bunga. 

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin, Kamis (12/12/2024), dalam sikap Rp15.920/US$ pada pangsa spot, melemah tipis 0,06% di hadapan dolar AS.

Pergerakan rupiah yang dimaksud melemah tampaknya akibat outflow  yang tersebut terjadi lagi dan mrerespon sikap pelaku bursa yang dimaksud wait and see terhadap hasil naiknya harga Amerika Serikat terbaru. 

Asing tercatat kembali melepas saham-saham di dalam RI. Berdasarkan data bursa pada perdagangan Kamis kemarin, penanam modal asing mencatatkan transaksi jual beli bersih (net sell) atau outflow hingga mencapai Rp2,18 triliun ke seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp1,13 triliun pada pangsa reguler serta sebesar Rp1,06 triliun ke lingkungan ekonomi tunai lalu negosiasi.

Sementara itu pada semalam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan Angka Harga Pelanggan (IHK) pada bulan tak lama kemudian meningkat 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober setelah itu yang tersebut bertambah 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK Amerika Serikat pada November setelah itu berkembang 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober setelah itu yang tersebut meningkat 0,2%.

Data IHK Amerika Serikat pada bulan lalu, baik secara tahunan serta bulanan telah sesuai dengan ekspektasi lingkungan ekonomi sebelumnya. Konsensus pangsa Trading Economicssebelumnya memperkirakan IHK Amerika Serikat pada November meningkat 2,7% (yoy) kemudian 0,3% (mtm).

Adapun naiknya harga inti, bukan satu di antaranya biaya pangan serta energi bertambah 3,3% (yoy) pada November lalu, masih sebanding dengan periode Oktober tak lama kemudian yang tersebut juga meningkat 3,3% kemudian juga telah sesuai dengan prediksi lingkungan ekonomi sebelumnya.

Sedangkan IHK inti bulanan bertambah 0,3% (mtm) pada November 2024, mirip seperti pada Oktober 2024 yang mana juga berkembang 0,3% kemudian nomor IHK inti bulanan juga sudah ada sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dengan tumbuhnya naiknya harga sesuai prediksi, maka lingkungan ekonomi berharap bank sentral Negeri Paman Sam (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendeknya sebesar seperempat poin persentase ketika penghadapan terakhirnya ke tahun ini yakni pada 18 Desember.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas bursa yang mana memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih besar lanjut oleh The Fed pada penghadapan pekan depan nyaris mencapai 100%, yakni naik berubah jadi 98,6%, dari sebelumnya sekitar 86% pada Selasa kemarin.

Beralih pada hari ini, pelaku bursa masih akan mengharapkan data terkait lingkungan ekonomi tenaga kerja seperti klaim pengangguran mingguan untuk berubah menjadi material pertimbangan utama sebelum perjumpaan the Fed minggu depan. 

Teknikal Rupiah 

Pergerakan rupiah yang kembali melemah menyebabkan peluang pelemahan terdekat ke resistance Rp16.000/US$ yang merupakan round number sekaligus level psikologis paling dekat. 

Sementara, jikalau ada pembalikan penguatan mampu memperhatikan support ke Rp15.800/US$, yang digunakan diambil dari low candle intraday 20 November 2024. 

Pergerakan rupiah berhadapan dengan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah berhadapan dengan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Next Article Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!

Artikel ini disadur dari Asing Jualan Lagi, Rupiah Masih Rawan Longsor!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *