Ibukota Indonesia – Ketua Umum Kamar Dagang serta Industri (Kadin) Negara Indonesia Anindya Bakrie memaparkan sektor bursa modal akan membaik mulai 2025 dikarenakan kuatnya situasi fundamental dunia usaha Indonesia.
Proyeksi itu dikarenakan akan adanya program-program Astacita pemerintahan Prabowo Subianto seperti kegiatan makan bergizi gratis, penyelenggaraan tiga jt rumah tidak mahal setiap tahun hingga 2029, juga adanya penegakan hukum pada semua bidang satu di antaranya perekonomian, demi mencapai target perkembangan dunia usaha delapan persen.
"Saya nggak akan bohong mengemukakan bahwa di waktu 1-1,5 tahun ini (industri bursa modal) choppy. Karena apa, dikarenakan kalau kita lihat (pasar modal) dalam US is very attractive, pasti choppy. Tetapi, the good thing is fundamentally I think we are strong," kata Anindya, ketika bermetamorfosis menjadi keynote speaker acara Pihak yang Berinvestasi Network Summit 2024 di dalam DKI Jakarta pada Kamis (5/12/2024).
Anindya Bakrie di penjelasan yang digunakan dikutipkan di dalam Jakarta, Minggu, menjelaskan, daya tarik pembangunan ekonomi Amerika Serikat (AS) adalah aspek yg memproduksi nilai saham dan juga obligasi Indonesi choppy atau fluktuatif.
Namun, oleh sebab itu keadaan fundamental dunia usaha Negara Indonesia yang kuat maka kondisi fluktuatif itu ada kecenderungan akan naik.
"Strong fundamentals only look stronger during turbulence (fundamental yang kuat cuma terlihat lebih banyak kuat di mana muncul turbulensi)," tegas Anindya.
"Saya lihat juga yang tersebut penting yaitu fiscal strength (kekuatan fiskal Indonesia). Kita punya debt to GDP (utang terhadap item domestik bruto/PDB) itu masih dapat dibilang relatif sangat sehat walafiat jika dibandingkan dengan area (indikator) lain," kata Anindya menambahkan.
Dia juga memuji kebijakan Presiden Prabowo yang mana selain ingin memberikan keadilan terhadap komunitas agar benar-benar sejahtera, akan tetapi juga ada strategi untuk mendirikan soft infrastructure, seperti inisiatif makan bergizi gratis yang digunakan dianggap sebagai pembangunan ekonomi masa depan dengan terbentuknya sumber daya manusia yang dimaksud sehat. "Yang paling penting kan adalah gizi," imbuhnya.
Untuk gizi ini, kata dia, untungnya ada dua. Pertama, yang digunakan paling sederhana untuk penanaman modal masa depan. Kedua, adalah program-program belanja pemerintah yang digunakan juga akan difokuskan pada kesejahteraan lalu pendidikan. "Ini multiplier effect-nya akan sangat besar," jelas Anindya.
Pimpin Global South
Dalam kesempatan itu, Anindya Bakrie juga mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesi memiliki prospek besar untuk mengatur negara-negara Global South ke sedang ketidakpastian geopolitik dan juga sektor ekonomi dunia.
Anindya menceritakan di lawatannya selama 2,5 pekan ke lima negara yakni China, AS, Peru, Brasil, dan juga Inggris, bersatu Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu, ia mengamati bahwa Indonesi pada masa kini dipandang sebagai shining example atau contoh yang bersinar dari negara-negara berkembang.
"Di (KTT) APEC juga (KTT) G20, Negara Indonesia dianggap sebagai pemimpin potensial Global South. Informan daya melimpah, jumlah total penduduk yang digunakan besar, lalu tempat nonblok Indonesia bermetamorfosis menjadi nilai tambah yang diakui dunia," jelas Anindya.
Menurutnya, di sedang persaingan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, China, kemudian Rusia, Nusantara masih konsisten di memulai pembangunan kerja identik strategis dengan bermacam pihak. Hal itu terlihat dari keberhasilan Indonesia mengamankan penanaman modal besar, seperti proyek transisi energi dengan British Petroleum senilai 7,2 miliar dolar AS.
"Di berada dalam tekanan geopolitik, kepercayaan terhadap Indonesia justru meningkat. Negara-negara lain mengamati kita mampu menyimpan stabilitas lalu berubah menjadi mitra strategis dalam kawasan Asia Pasifik," ujarnya.
Dengan fokus pada konstruksi soft infrastructure dan kebijakan industrialisasi, Anindya percaya Nusantara akan semakin kuat di dalam sedang ketidakpastian global.
"Kepercayaan bola terhadap Negara Indonesia bukanlah semata-mata pada sumber daya, tapi juga pada kemampuan kita (Pemerintahan Prabowo) merawat rule of law dan juga menguatkan ekonomi," tegas Anindya.
Dalam acara yang digunakan diselenggarakan PT Mirae Asset Sekuritas Nusantara juga bertema Capitalizing On The New Government’s Economic Roadmap itu, Anindya didampingi Wakil Ketua Umum Sektor Analis Kebijakan Makro-Mikro Sektor Bisnis Kadin Indonesia Aviliani, dan juga Wakil Ketua Umum Lingkup Biaya serta Industri Lembaga Keuangan Kadin Tanah Air Tigor M Siahaan.
Artikel ini disadur dari Anindya Bakrie: Industri pasar modal akan membaik tahun depan